Salin Artikel

Banjir Besar di Bogor: 1.530 Rumah Terendam, 1.312 Warga Mengungsi

BOGOR, KOMPAS.com — Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Senin (7/7/2025) malam, menyebabkan banjir besar yang merendam permukiman warga di Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Bogor.

Sebanyak 1.312 jiwa dari 604 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke berbagai lokasi, mulai dari kantor desa hingga masjid.

"Banjir terjadi akibat meluapnya Kali Cibarengkok setelah hujan berintensitas tinggi turun cukup lama. Ketinggian air di permukiman warga bervariasi antara 100 hingga 120 sentimeter. Selain rumah, sarana ibadah (masjid) juga terendam banjir tersebut," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, Selasa (8/7/2025).

1.530 Rumah Terdampak Banjir

Data hasil kaji cepat BPBD mencatat, sekitar 1.530 rumah terdampak banjir di beberapa RT dan RW di Kampung Cibeber, khususnya di wilayah Blok A hingga Z.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.615 jiwa atau orang rumahnya kebanjiran, dan sebagian besar kini mengungsi ke tempat aman.

"Jumlah pengungsi ada 604 KK terdiri dari 1.312 jiwa, mereka tersebar mengungsi di kantor desa dan masjid," sebut Adam.

"Sebagian warga lainnya juga mengungsi ke Masjid Jami Al-Hikmah yang berada tak jauh dari lokasi banjir," ucap Adam.

Meskipun tidak ada korban jiwa, satu warga dilaporkan mengalami sakit dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Cikahuripan.

Evakuasi Warga

Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bogor segera turun ke lokasi untuk mengevakuasi warga ke tempat pengungsian.

Banjir mulai terjadi sekitar pukul 19.00 WIB dan mencapai puncaknya sekitar 22.30 WIB.

Air mulai berangsur surut sekitar pukul 04.00 hingga 04.30 WIB, dengan ketinggian air menurun menjadi sekitar 20–30 sentimeter.

Adam mengingatkan, jika hujan deras kembali mengguyur, banjir sangat mungkin terjadi lagi.

Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada dan memantau informasi cuaca serta imbauan dari pemerintah.

Sementara itu, kebutuhan mendesak saat ini adalah logistik tanggap darurat bagi para pengungsi.

"Sejak tadi malam dan pagi, TRC BPBD, aparat desa, serta relawan dari Karang Taruna dan Dinas Sosial turut berkoordinasi dalam penanganan bencana di lapangan," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/08/155220578/banjir-besar-di-bogor-1530-rumah-terendam-1312-warga-mengungsi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com