CIREBON, KOMPAS.com - Tasmi (50), seorang buruh migran asal Kampung Karang Baru, Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia di Malaysia pada Rabu (9/7/2025) waktu setempat.
Saat ini, jenazah Tasmi masih tertahan di salah satu rumah sakit di Kuala Lumpur dan belum dapat dipulangkan ke tanah air.
Kesedihan mendalam dirasakan oleh Apandi, adik kandung Tasmi. Ia terus menatap foto kakak tertuanya yang tersimpan di ponselnya.
Bagi Apandi, Tasmi adalah satu-satunya kakak yang tersisa dari empat bersaudara.
Ia juga menganggap Tasmi sebagai sosok orangtua, karena kedua orangtua dan saudara lainnya sudah tiada.
"Sedih sekali dan kaget, dia kakak saya satu-satunya yang tersisa, dua lainnya sudah meninggal dunia," kata Apandi saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Kamis (10/7/2025).
Apandi menjelaskan, kabar duka tersebut diterimanya pada Rabu (9/7/2025), dari anak dan rekan kerja Tasmi di Malaysia.
Tasmi meninggal dunia di tempat tinggalnya akibat komplikasi penyakit diabetes yang tidak kunjung membaik.
Sebelum meninggal, Tasmi sempat mengeluh sakit kepada Apandi melalui sambungan telepon pada Juni lalu.
Ia ingin pulang ke Indonesia, namun terhalang oleh masalah biaya. Karena keterbatasan tersebut, Tasmi bertahan di Malaysia hingga akhirnya meninggal dunia.
Ibu satu anak ini berangkat menjadi buruh migran di Malaysia sejak tahun 2013.
Selama di sana, ia bekerja sebagai asisten rumah tangga, kemudian beralih menjadi petugas kebersihan, dan berbagai pekerjaan lainnya.
Selama 12 tahun, Tasmi tidak pernah pulang ke Indonesia, meskipun masih menjalin komunikasi baik dengan Apandi dan anaknya.
Apandi mengaku tidak mengetahui kondisi Tasmi secara menyeluruh, karena selama 13 tahun, Tasmi belum pernah sekalipun kembali ke tanah air.
Sakit yang dideritanya baru diketahui Apandi dalam beberapa tahun terakhir.
Apandi memohon kepada pemerintah, terutama kepada Presiden Prabowo Subianto, untuk membantu memulangkan jenazah kakaknya dari rumah sakit di Kuala Lumpur ke kampung halamannya di Kota Cirebon.
"Saya mohon, mohon kepada pemerintah, kepada Pak Presiden, tolong bantu kakak saya, agar jenazah kakak saya bisa dipulangkan ke Cirebon. Tolong pak kami tidak ada ongkos, keterbatasan biaya," ujar Apandi penuh harap.
Apandi juga telah berupaya melaporkan peristiwa ini kepada pemerintah setempat agar bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah Kota Cirebon.
https://bandung.kompas.com/read/2025/07/10/193638178/jasad-pmi-cirebon-terkatung-katung-di-malaysia-keluarga-minta-bantuan