Salin Artikel

MTs Al Washliyah Disegel Pemkab Deli Serdang, Siswa Belajar di Luar

Penyegelan gedung MTS dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang akibat adanya konflik terkait kepemilikan bangunan.

Ketua PAC Al Washliyah Galang, Ahmadi, menjelaskan bahwa penyegelan tersebut dilakukan oleh Pemkab Deli Serdang pada Minggu (13/7/2025).

Meskipun pihaknya berusaha menghalangi tindakan tersebut, upaya itu tidak membuahkan hasil.

"Jadi MTS Al Washliyah Petumbukan disegel oleh Dinas Pendidikan Deli Serdang, semalam hari Minggu jam 09.00, kira-kira Zuhur baru selesai, ada dinamika sedikit, kami nolak-nolak," ungkap Ahmadi saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler.

Di MTs Al Washliyah terdapat 12 kelas yang saat ini tidak dapat digunakan.

Ahmadi berharap Pemkab Deli Serdang segera membuka segel agar siswa dapat belajar seperti biasa.

"Harapan kita dibuka segel itu, (agar) anak-anak bisa belajar seperti biasa," ujarnya.

Asal usul tanah MTs Al Washliyah

Ahmadi menjelaskan bahwa tanah lokasi sekolah telah diwakafkan kepada Al Washliyah sejak tahun 1948.

Namun, Pemkab Deli Serdang kemudian mendirikan SMPN 2 Galang di atas tanah tersebut.

Perselisihan antara Al Washliyah dan Pemkab Deli Serdang berlanjut hingga ke pengadilan, di mana Al Washliyah berhasil memenangkan perkara tersebut hingga tingkat Mahkamah Agung (MA).

"Berperkara kami dan menang sampai tingkat MA," kata Ahmadi.

Selanjutnya, meskipun pada Maret 2024 pihak Pemkab Deli Serdang sepakat untuk menghibahkan gedung sekolah kepada Al Washliyah, proses hibah tersebut belum juga terlaksana hingga tahun 2025.

"Jadi (sementara) menunggu hibah itu, lama dibuat orang itu (prosesnya) sampai dibuat pinjam pakai di tempat itu. Tapi tahu-tahu pemerintah sepihak membatalkan pinjam pakainya, jadi tahu-tahu datang menyegel," ujar Ahmadi.

Mengenai kapan hibah tersebut akan dilaksanakan, Ahmadi menyatakan bahwa prosesnya masih berlangsung dan belum ada kepastian. "Sedang berproses, belum ada kepastian kita menunggu itu," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Deli Serdang, Khairul Azman, mengonfirmasi penyegelan yang dilakukan, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang alasan penyegelan tersebut.

Ia menyebutkan adanya sengketa aset bangunan sekolah Al Washliyah dengan Pemkab Deli Serdang.

"Sengketa sebenarnya gini kan, semuanya diklaim Al Washliyah milik mereka semua, diminta Pemkab menyerahkan, sementara itu Pemkab itu ada ketentuan, bahwasannya yang menjadi aset, ada mekanismenya," ujar Khairul saat dihubungi Kompas.com.

Khairul menambahkan bahwa penyegelan bersifat sementara dan kedua belah pihak tidak boleh melaksanakan kegiatan hingga persoalan selesai.

"Kadis Pendidikan, itu yang melakukan penyegelan jadi untuk sementara, kedua belah pihak tidak boleh melaksanakan kegiatan, itu saja sambil menunggu penyelesaian berikutnya," ujarnya.

Sebelumnya, telah dibicarakan bahwa selama sengketa berlangsung, para siswa MTS Al Washliyah dapat belajar di gedung Al Washliyah lainnya yang lokasinya tidak jauh dari sekolah MTS.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/14/144937978/mts-al-washliyah-disegel-pemkab-deli-serdang-siswa-belajar-di-luar

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com