Salin Artikel

Kasus Kematian Bayi di RSUD Linggajati: Ibu Melapor ke Polisi

CIREBON, KOMPAS.com - Irmawati (33), seorang ibu yang kehilangan bayinya saat proses melahirkan di RSUD Linggajati, Kabupaten Kuningan, resmi melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian pada Selasa (15/7/2025) petang.

Dalam laporannya, Irmawati menuduh tim medis di RSUD Linggajati telah melakukan kelalaian dalam penanganan selama dua hari, yang berujung pada kematian bayinya.

Pasangan suami istri asal Desa Gandasoli, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan ini, terus berupaya mencari keadilan setelah peristiwa tragis yang terjadi pada Senin (16/6/2025) pagi.

Mereka didampingi oleh tim kuasa hukum yang dipimpin Hotman Paris, melaporkan seluruh tim medis yang menangani proses persalinan Irmawati.

Pantauan Kompas.com di lokasi, laporan tersebut diterima langsung oleh Kapolres Kuningan beserta jajaran Reskrim.

Petugas segera melakukan pemeriksaan dan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Irmawati sebagai korban.

Raden Reza Pramadia, salah satu anggota tim kuasa hukum dari Hotman Paris, menjelaskan bahwa laporan polisi ini ditujukan kepada seluruh tenaga medis yang terlibat.

"Laporan ini adalah bentuk upaya korban untuk mencari keadilan. Kelalaian penanganan oleh tenaga medis ini mengakibatkan kematian bayi yang seharusnya dapat diselamatkan," ujarnya.

Irmawati menilai, tim medis telah lalai dengan membiarkan bayinya yang seharusnya segera dilahirkan tidak mendapatkan tindakan apa pun selama dua hari.

"Di situ jelas sekali adanya peristiwa kelalaian ini, menelantarkan pasien hingga bayi dalam kandungan itu meninggal karena kehabisan air ketuban, ini terjadi selama dua hari," kata Reza saat ditemui di Mapolres Kuningan.

Reza juga menekankan pentingnya kasus ini sebagai pembelajaran agar tenaga medis di seluruh Indonesia tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Ia berharap kepolisian dapat menangani kasus ini secara profesional dan objektif.

Sebelumnya, Andi, suami Irmawati, menjelaskan bahwa peristiwa kelam itu bermula pada Sabtu pukul 23.00 WIB, ketika ia membawa Irmawati ke RSUD Linggajati setelah mengalami pecah ketuban.

Setelah berkonsultasi dengan bidan terdekat, Andi membawa istrinya ke rumah sakit.

Setibanya di UGD RSUD Linggajati, Andi menunjukkan kondisi gawat istrinya kepada perawat.

Namun, ia mengaku petugas tidak merespons dengan sigap. Irmawati dibiarkan cukup lama di UGD tanpa tindakan persiapan untuk operasi sesar.

Andi terus meyakinkan petugas bahwa istrinya harus segera menjalani operasi sesar, namun upayanya tampak sia-sia.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/15/225547978/kasus-kematian-bayi-di-rsud-linggajati-ibu-melapor-ke-polisi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com