Salin Artikel

Tata Puncak Lebih Modern, Bupati Bogor: Kita Tidak Butuh Banyak Retorika

Langkah ini merupakan kelanjutan dari penataan yang telah dimulai sejak 2024 melalui relokasi pedagang kaki lima (PKL) ke rest area Gunung Mas.

Bupati Bogor Rudy Susmanto di Cibinong, Kamis, menyebutkan bahwa penataan dilakukan secara menyeluruh dari Gadog hingga perbatasan Cianjur dengan mengedepankan penataan tata ruang, perbaikan infrastruktur, pengelolaan sampah, serta penghijauan yang mendukung kawasan wisata strategis nasional tersebut.

Ia menjelaskan bahwa penataan akan dilakukan dalam jangka panjang hingga tahun 2026, namun langkah konkret juga harus dimulai sejak sekarang.

“Kita tidak butuh banyak retorika. Penataan kawasan ini harus dilaksanakan dengan tindakan nyata. Hari ini kita bicara, besok langsung kerja,” tegasnya dikutip dari Antara, Kamis (17/7/2025).

Bersama Kementerian PUPR, Pemkab Bogor akan membangun sejumlah fasilitas pendukung kawasan yang berorientasi pada kenyamanan pejalan kaki dan keindahan visual.

Jalur pedestrian akan dibangun dengan akses ramah difabel, lengkap dengan jalur hijau, jalan setapak, manhole saluran, dan pembatas keamanan.

Penataan juga mencakup pembangunan taman-taman tematik di titik strategis.

Di antaranya Taman Salse sebagai area istirahat pejalan kaki, Taman Pangumbara sebagai elemen visual kawasan, serta Taman Sabilulungan, Teras Walungan, dan Taman Naringgul yang mendukung aktivitas masyarakat dan wisatawan.

Di titik tertinggi kawasan, Puncak Pass, akan dibangun Pos Gabungan sebagai titik pandang lanskap kawasan.

“Sepanjang tahun ini, kita telah menyelesaikan perataan jalan dari perbatasan Kota Depok hingga Kota Bogor. Jalan-jalan provinsi seperti Pasar Citeureup dan Cibinong juga telah diperbaiki, termasuk jalan di Parung Panjang yang sempat terbengkalai kini sudah dianggarkan,” terang Rudy.

Ia menambahkan bahwa penataan juga menyasar pencahayaan, penertiban tiang listrik yang menjorok ke jalan, hingga bangunan yang melanggar garis sempadan.

Empat sodetan jalan

Pemerintah tengah menyusun kajian teknis pembangunan empat titik sodetan jalan untuk mengurai kemacetan, yakni di Pasir Muncang, Pasir Angin, Masjid Nurul Huda, dan dari Pafesta ke Pasar Cisarua.

“Untuk memperlancar persimpangan ini, pemerintah akan membebaskan lahan pribadi yang terdampak, lalu membangun persimpangan tanpa menunggu pihak lain,” katanya.

Aksi serentak penataan dimulai pada 9 Juli 2025.

Pemkab akan menyurati pemilik hotel, kafe, dan tempat usaha di sepanjang jalur utama agar menata dan membersihkan halaman masing-masing. “Yang tidak bersedia, akan kita ambil alih melalui pemerintah,” ucap Rudy.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan penghijauan dengan menanam tanaman kol di area kosong sepanjang 20 kilometer jalur utama.

Hotel dan pelaku usaha wisata akan dilibatkan dalam penataan taman masing-masing.

Penertiban reklame tak berizin juga dilakukan mulai pekan ini oleh Satpol PP dan BPKBP.

Rudy menyatakan bahwa persoalan macet, sampah, dan kekumuhan di kawasan Puncak tidak bisa lagi dianggap biasa.

“Saya harap kita semua sadar bahwa macet, sampah, dan kekumuhan di Puncak adalah tanggung jawab kita bersama. Kita sudah tahu masalahnya, maka mari kita benahi bersama,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) akan diturunkan langsung untuk memastikan percepatan eksekusi di lapangan.

“Kita tidak ingin terlalu banyak rencana tanpa eksekusi. Yang kita butuhkan hari ini adalah kerja konkret dan konsisten,” tutup Rudy.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/18/172508478/tata-puncak-lebih-modern-bupati-bogor-kita-tidak-butuh-banyak-retorika

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com