Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, dalam keterangan tertulis kepada media, Selasa (22/7/2025).
Pernyataan ini juga sekaligus mengklarifikasi informasi simpang siur yang sempat menyebut Dedi Mulyadi berada di lokasi saat kejadian nahas tersebut berlangsung.
"Setelah diklarifikasi, sesungguhnya KDM (Kang Dedi Mulyadi) pada Jumat 18 Juli 2025 pukul 13.00 sedang dalam perjalanan menuju Trans Studio, tidak berada di posisi Garut," ujar Hendra.
Korban mengira saja
Sebelumnya, beredar keterangan dari SF (17), salah satu korban yang selamat dan dirawat di RSUD dr Slamet Garut, yang mengaku datang ke lokasi pesta rakyat untuk bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Putri Karlina.
Namun setelah dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak kepolisian, SF menyatakan bahwa keberadaan Dedi Mulyadi di lokasi hanya merupakan perkiraannya sendiri, yang belakangan diketahui keliru.
“SF dan korban lainnya juga menyampaikan terima kasih atas kunjungan KDM dan Kapolda Jabar saat berada di rumah sakit,” imbuh Hendra.
Polres Garut sudah periksa 11 saksi
Sebelum kasus ini resmi dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, Polres Garut telah memeriksa 11 orang saksi yang berada di lokasi saat terjadi insiden desak-desakan yang menewaskan tiga orang.
"Polres Garut telah memeriksa 11 saksi untuk dimintai keterangannya saat terjadi aksi dorong dan terinjak-injaknya massa yang mau masuk ke Pendopo Kabupaten Garut," ujar Hendra.
Dalam tahap lanjutan penyelidikan, kepolisian juga berencana mengundang sejumlah pihak untuk klarifikasi, termasuk: Asisten Administrasi Umum Pemkab Garut, Lima anggota kepolisian, Kasat Pol PP, Penyelenggara acara (WO GP dan NAW), vendor MEGUNESIA, Orangtua korban, dan warga sekitar lokasi kejadian.
Pihak keluarga siap bertanggung jawab
Tragedi ini terjadi saat ribuan warga dari berbagai daerah memadati area Pendopo Kabupaten Garut untuk mengikuti pesta rakyat dalam rangka syukuran pernikahan Maula Akbar Habibie dan Putri Karlina. Acara tersebut mencakup hiburan, bazar, dan pembagian makanan gratis.
Kerumunan yang sangat padat menyebabkan desak-desakan tak terkendali hingga tiga orang meninggal dunia, yakni Vania Aprilia (8), warga Sukamentri, Garut; Dewi Jubaedah (61) dan; Aipda Anumerta Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polres Garut.
Pihak keluarga, termasuk Putri Karlina, Maula Akbar, dan Dedi Mulyadi, telah menyampaikan permohonan maaf terbuka dan berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh atas kejadian ini.
"Saya siap bertanggung jawab penuh," ujar Putri Karlina dalam pernyataan resminya beberapa hari setelah kejadian.
https://bandung.kompas.com/read/2025/07/22/210507278/saksi-sebut-dedi-mulyadi-tak-ada-di-lokasi-saat-peristiwa-maut-syukuran