Salin Artikel

Proyek Penerangan Jalan Umum di Bandung Rp 426 Miliar Diminati Investor

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bandung tengah menargetkan untuk menambah 21.000 titik lampu penerangan jalan umum (PJU) serta perawatan 60.000 PJU yang sudah ada. 

Proyek Rp 426,8 miliar yang mencakup pengelolaan, pemeliharaan, dan pemantauan PJU tersebut oleh Pemerintah Kota Bandung ditawarkan kepada badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan unsolicited dan menjadi salah satu dari 10 inisiatif investasi terbaik yang diumumkan dalam West Java Investment Challenge (WJIC). 

Para calon investor yang tertarik pun datang mengunjungi Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/7/2025) disambut Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Muslimin Anwar, serta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dedi Taufik.

"Pada WJIC kemarin alhamdulillah ada satu (proyek) yang menarik perhatian para investor. Ini pada datang investornya baik dari pembiayaannya maupun para pelakunya khusus untuk penyelenggaraan manage service PJU. Jadi, bukan pengadaan PJU, tetapi membangun PJU plus pemeliharaannya. Nanti Pemerintah Kota Bandung itu akan membayar iurannya pertitik berapa, gitulah," kata Farhan di Balai Kota Bandung, Rabu siang. 

Farhan menjelaskan, proyek ini mencakup pembangunan 21.067 titik PJU baru serta pemeliharaan total 60.000 titik melalui pendekatan teknologi terkini dan pembayaran jasa berbasis titik layanan. 

"Sekarang kita bayar listrik Rp 88 miliar per tahun, ditambah jasa pelayanan Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar. Tapi kalau pengadaan saja bisa tembus Rp 400 miliar. Dengan skema ini, semua PJU akan diseragamkan dengan teknologi hemat energi," ujarnya.

Farhan mengatakan, salah satu syarat dalam proyek tersebut, investor harus menghadirkan teknologi PJU terbaru. 

"Sudah harus LED yang tujuan utamanya adalah pencahayaan yang lebih terang, tetapi konsumsi listrik yang lebih rendah. Jadi, kami bisa menurunkan listrik itu diharapkan bisa sampai 20 persen," jelasnya. 

Farhan berharap, investor bisa yang akan menggarap proyek tersebut bisa didapatkan di akhir tahun 2025. 

"Target kami akhir tahun ini selesai survei dan studi kelayakan, lalu cari model bisnis terbaik, entah KPBU atau business-to-business. Bandung siap terbuka untuk kolaborasi," tandasnya. 

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bandung, Panji Kharismadi menjelaskan, proyek ini merupakan bagian dari program strategis Pemkot Bandung untuk mewujudkan kota Bandung yang terang, aman, dan ramah lingkungan.

Masih banyak ruas jalan di Kota Bandung yang belum memiliki penerangan memadai. Proyek ini didesain untuk menjawab kebutuhan itu sekaligus memberi peluang investasi yang jelas dan prospektif bagi mitra swasta," kata Panji.

Kota Bandung memiliki total panjang jalan sekitar 1.295,6 kilometer yang terbagi dalam 3.185 ruas jalan kota, 17 ruas jalan nasional sepanjang 45,63 kilometer dan 28 ruas jalan provinsi sepanjang 38,44 kilometer. 

Dengan kondisi eksisting saat ini, diperlukan 21.067 unit PJU baru untuk menjangkau area yang belum terlayani penerangan.

"Jadi total nilai investasi secara keseluruhan, termasuk pengoperasian dan pemeliharaan selama 10-20 tahun, ditaksir sebesar Rp 426,8 miliar," jelas Panji.

Menurut Panji, Dishub telah memetakan potensi pendapatan reklame dari 13 ruas jalan strategis di Bandung, dengan proyeksi konservatif senilai Rp 10 miliar per tahun. 

Bersama dengan PBJT yang rata-rata menyisakan surplus lebih dari Rp 200 miliar per tahun, proyek ini dinilai sangat layak dari sisi fiskal.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/23/160243778/proyek-penerangan-jalan-umum-di-bandung-rp-426-miliar-diminati-investor

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com