Salin Artikel

2 Siswi SLB Cimahi Nangis Diduga Diusir dari Asrama, Dinsos Jabar: Cuma Dipindahkan

Dua siswi tersebut berinisial K (kelas 6 SDLB) dan WR (kelas 11 SMALB).

Video yang memperlihatkan momen dugaan pengusiran itu tersebar di grup WhatsApp pada Rabu (23/7/2025).

Dalam video tersebut, kedua siswi terlihat duduk sambil menangis di kamar asrama yang sudah berantakan.

Pembimbing Asrama Putri, Anggita Pratiwi, membenarkan bahwa permintaan untuk mengosongkan asrama datang dari pihak PPSGHD Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

"Mereka sampaikan bahwa memang asrama itu harus dikosongkan dan terakhir itu besok (23 Juli), tapi ternyata setelah saya konfirmasi ulang, sudah dikosongkan asrama itu (kemarin)," ujar Anggita.

Menurut Anggita, petugas PPSGHD membongkar paksa gembok kamar tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan memindahkan seluruh barang-barang milik para siswi.

"Barang-barang anak-anak sudah dikeluarkan dan kunci gembok yang ada di kamar pembimbing itu dibongkar, dibobol secara paksa. Terus mereka juga langsung masukin barang-barang milik dari klien atau alumni PPSGHD itu sendiri," katanya.

Peristiwa itu membuat para siswi disabilitas kaget dan syok.

Mereka tidak menyangka kepulangan dari sekolah akan disambut dengan kondisi asrama yang sudah dikosongkan.

"Itu pas sudah sampai ke sana ya memang keadaan anak-anak itu syok, kaget gitulah. Mereka juga mengatakan bahwa kayak, 'Bu, kirain teh pulang cepat mau jalan-jalan tapi kok ternyata malah diusir, malah dibongkar, malah kayak gini'," ujarnya.

Anggita mengatakan, hingga kini belum mendapat kejelasan terkait alasan pengosongan asrama.

Ia khawatir kejadian ini dapat mengganggu pendidikan dan kondisi psikologis para siswi, terutama karena mereka biasanya mendapat fasilitas antar-jemput sekolah dari asrama.

"Dampaknya satu, terganggu ya secara mental kayak kaget kan dan sebagainya. Ya, mungkin akan terancam enggak ke sekolah. Kan kalau di asrama itu kan nanti ada yang jemput, antar jemput ke sekolah. Sedangkan untuk di rumah kan mereka juga belum tentu," jelasnya.

Saat ini, dua siswi tersebut telah dipulangkan ke orangtua masing-masing.

"Jadi kami juga mengkonfirmasi ke orangtua mendadak. Iya, karena kunci gembok dibongkar juga bobol. Saya juga ada video bekasnya gitu. Jadi tiba-tiba ini asrama harus dikosongkan saja," katanya.

Orangtua: Tidak Manusiawi

Asep Sudrajat (52), orangtua salah satu siswi yang diduga diusir, menyebut tindakan yang dilakukan Dinsos Jabar sangat tidak manusiawi.

"Dinas sosial sangat tidak manusiawi lah menurut saya. Soalnya kan anaknya lagi sekolah ya. Terus pulang ke asrama kok barang-barangnya dikeluarin gitu," ujar Asep.

Menurut Asep, pemberitahuan hanya disampaikan secara mendadak melalui pihak sekolah, tanpa penjelasan dari Dinsos.

"Enggak ada pemberitahuan sebelumnya. Saya sore ada pemberitahuan dari sekolah anak harus diambil. Diambil katanya hari ini atau besok, sekarang juga harus diambil," ucapnya.

Ia pun bingung dengan siapa yang sebenarnya memindahkan barang-barang anaknya.

"Sudah semua barang-barangnya yang di asrama itu sudah ada di luar asrama. Makanya saya itu tanya, ini yang ngambil siapa sebenarnya? Yang yang yang ngeluar-ngeluarin barang dari asrama itu siapa dari pihak mana? Tanpa ada pemberitahuan," katanya.

Asep mengaku memilih menitipkan anaknya di asrama karena merasa lingkungan asrama lebih aman dan terpantau. Apalagi, anaknya sudah tiga tahun tinggal di sana.

"Makanya anak saya ke asrama itu ada pengajiannya, makannya diatur. Anaknya kan disabilitas lah gitu. Kalau di rumah tidak terpantau, karena saya harus kerja," ucap Asep.

Dinsos Jabar Bantah: Bukan Pengusiran, Tapi Relokasi

Menanggapi tudingan tersebut, Kepala UPTD PPSGHD Dinsos Jabar, Andina Rahayu, membantah adanya pengusiran.

Ia menegaskan bahwa kedua siswi tetap bisa sekolah dan menjalani aktivitas seperti biasa.

"Kami pastikan tidak ada pengusiran. Para siswi akan tetap sekolah dan menjalankan aktivitas, hanya lokasinya yang akan dipindahkan," ujar Andina, Rabu.

Menurutnya, relokasi ini sudah dibahas sejak 15 Juli 2025 antara UPTD PPSGHD dan pihak sekolah SLBN A Pajajaran.

Dua siswi tersebut akan digabung dengan klien disabilitas lainnya agar bisa bersosialisasi dan mendapatkan layanan secara inklusif.

"Kesepakatan antara kedua belah pihak bahwa tidak ada kebijakan untuk pengusiran dan aktivitas belajar kedua siswi dipastikan akan tetap berlanjut," katanya.

Andina menjelaskan bahwa Wisma Singosari yang selama ini digunakan oleh SLBN A Pajajaran sebelumnya sempat kosong hampir delapan bulan pada 2024 dan tidak dimanfaatkan secara optimal.

Kini, karena meningkatnya jumlah klien pada 2025, bangunan tersebut akan digunakan secara bersama.

"Sehingga pengoptimalan bangunan dan kebutuhan para klien, maka wisma akan digunakan secara bersama-sama," ucapnya.

Terkait kebutuhan dasar seperti makanan dan logistik, Andina mengakui adanya keterbatasan namun menegaskan bahwa Dinas Sosial sedang mengkaji solusi jangka panjang untuk menjamin kenyamanan penghuni.

Ia menambahkan, tujuan relokasi ini adalah untuk menjadikan wisma sebagai panti rehabilitasi sosial bagi disabilitas terlantar serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

"Dengan tersampaikannya klarifikasi ini, masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang beredar. Semua pihak diharapkan dapat mendukung terciptanya lingkungan pendidikan inklusif yang harmonis, saling menghargai, dan bisa berjalan berdampingan," katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dinsos Jabar Bantah Usir Siswi Difabel dari Asrama Griya Harapan Difabel di Cimahi, Hanya Direlokasi

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Orang Tua Siswi SLBN A Pajajaran sebut Pengusiran Terhadap Anaknya dari Asrama Tak Manusiawi

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Dua Siswi SLBN A Wyata Guna Pajajaran Diduga Diusir dari Asrama PPSGHD Dinsos Jabar

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/23/191732478/2-siswi-slb-cimahi-nangis-diduga-diusir-dari-asrama-dinsos-jabar-cuma

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com