Dalam video tersebut, nenek tersebut mengungkapkan rasa kecewa dan ketidaknyamanan selama perjalanan yang ia sebut sebagai bentuk "penyiksaan".
Dengan logat bahasa Sunda, perempuan lanjut usia itu menceritakan bahwa ia harus membawa KTP untuk naik kereta, yang ia nilai menyulitkan.
Ia juga mengeluhkan kenyamanan tempat duduk yang dinilainya terlalu sempit, sehingga lututnya bersentuhan langsung dengan lutut penumpang lain yang duduk berhadapan.
Lebih lanjut, ia mengeluhkan durasi perjalanan yang cukup panjang.
Kereta yang ia tumpangi berangkat dari Stasiun Kiaracondong sekitar pukul 14.00 WIB dan baru tiba di Purwakarta sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kereta yang berhenti selama 10 menit di setiap stasiun yang dilewati, termasuk pemberhentian terlama di Stasiun Purwakarta yang mencapai 1,5 jam.
"Ah pokona penyiksaan eta mah," ujar nenek dalam video yang diunggah oleh akun @bridgiaadhella yang dilihat Kompas.com pada Kamis (24/7/2025) sore.
Menanggapi viralnya keluhan tersebut, Public Relation Manager KAI Commuter Indonesia, Leza Arlan, menjelaskan bahwa sesuai aturan, penumpang kereta diwajibkan memiliki tiket yang sesuai dengan identitas.
Penumpang prioritas seperti lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas dapat membeli tiket langsung di loket atau melalui aplikasi Access by KAI.
"Commuter Line Garut merupakan commuter line yang subsidi dari pemerintah, yang memang berhenti di setiap stasiun dari stasiun keberangkatan sampai ke stasiun tujuan," ucapnya melalui pesan singkat.
Saat ditanya mengenai durasi dan banyaknya pemberhentian dari Bandung ke Karawang, Leza menyarankan agar penumpang memeriksa informasi lengkap melalui aplikasi Access by KAI.
Terkait pemberhentian lama yang disebut terjadi di Purwakarta, ia menuturkan bahwa durasi normal pemberhentian di stasiun tanpa penyusulan adalah maksimal 2 menit.
"Pemberhentian di Stasiun tanpa ada penyusulan maksimal 2 menit, sedangkan apabila ada penyusulan sampai 15 menit," katanya.
Mengenai tempat duduk yang dikeluhkan penumpang, Leza mengakui bahwa jumlah sarana yang tersedia saat ini memang masih terbatas.
"Terkait tempat duduk di dalam kereta saat ini jumlah sarana yang dimiliki terbatas, namun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan perubahan," tuturnya.
https://bandung.kompas.com/read/2025/07/24/192501878/video-viral-nenek-merasa-tersiksa-di-kereta-bandung-karawang-kai-commuter