Salin Artikel

Longsor Tasikmalaya, Penghuni Rumah Pinggir Tebing Diminta Mengungsi Saat Cuaca Buruk

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Bupati Tasikmalaya, Jawa Barat, Cecep Nurul Yakin, meminta seluruh warga yang rumahnya dekat tebing atau perbukitan untuk mengungsi ke tempat aman saat hujan mengguyur atau cuaca buruk terjadi.

Langkah antisipatif ini diambil agar tidak terulang lagi korban jiwa akibat bencana longsor yang menimpa rumah saat terjadi hujan deras.

Seperti diketahui, seorang ibu dan dua anaknya tertimbun tanah longsor, dengan salah satu anaknya meninggal, di Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (3/8/2025).

"Para korban yang sudah ditangani masih dirawat karena ini adalah tugas pemerintah. Saya imbau, saat musim cuaca hujan deras, hati-hati dan bagi yang rumahnya di tempat dekat bahaya supaya mencari tempat aman agar tidak ada korban lagi. Kalau bisa, mengungsi dulu ke masjid atau tempat yang aman," jelas Cecep kepada wartawan usai menjenguk keluarga korban di Cigalontang, Selasa (5/8/2025).

Cecep berjanji, seluruh rumah yang rusak akibat bencana akan segera diberikan bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.

Selama ini, Cecep tidak memungkiri bahwa masih banyak rumah warga di daerah pelosok yang berada di wilayah perbukitan dan dekat dengan tebing yang rawan longsor.

"Saya bertemu dengan suaminya yang meninggal, dan istri serta anaknya masih dirawat di RS. Rumah ini akan diperbaiki lewat BPBD dan dua rumah lainnya yang tidak layak juga akan diperbaiki," tambah Cecep.

Adapun kondisi wilayah Kabupaten Tasikmalaya, kata Cecep, terutama di wilayah Selatan, merupakan daerah rawan longsor saat cuaca buruk.

Apalagi, permukiman padat penduduk pun banyak yang berlokasi di zona bahaya bencana, baik banjir, longsor, maupun pergeseran tanah.

"Memang wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah rawan bencana jika cuaca buruk melanda. Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu siaga bencana, terutama di musim penghujan seperti saat ini," tambah dia.

Sebelumnya, seorang ibu dan dua anaknya tertimbun longsor sebuah tebing yang menerjang ruang tamu rumahnya saat hujan deras di Kampung Ciburaleng, Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (3/8/2025) malam.

Satu orang anak tewas di tempat dan adiknya kritis karena luka di kepala, serta ibunya pun tengah mendapatkan perawatan intensif di RSUD KHZ Mustofa, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya pada Senin (4/8/2025).

Korban diketahui bernama Sinta Santiana (32), ibu dari dua anaknya, Nabila Putri Suwandi (9) yang meninggal di lokasi, serta adiknya Abizar (5) yang kritis dengan luka parah di kepala.

https://bandung.kompas.com/read/2025/08/06/065917078/longsor-tasikmalaya-penghuni-rumah-pinggir-tebing-diminta-mengungsi-saat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com