Salin Artikel

Megah Saat Peresmian, Kini Islamic Center Indramayu Terancam Ambruk, Buat Dedi Mulyadi Geram

Masjid yang pernah menjadi kebanggaan warga ini tampak mengalami kerusakan serius di berbagai sudut, memunculkan kekhawatiran akan keselamatan jamaah dan pengunjung.

Informasi mengenai kerusakan ini bahkan telah sampai ke telinga Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang kemudian langsung menyampaikan laporannya kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Menanggapi laporan tersebut, Dedi tak menunggu lama dan segera meminta agar dilakukan audit menyeluruh terhadap bangunan yang pembiayaannya bersumber dari anggaran Pemprov Jabar tersebut.

Berdasarkan pantauan pada Jumat (8/8/2025), memperlihatkan kondisi memprihatinkan itu sudah tampak jelas sejak berada di area parkir.

Empat menara masjid terlihat tak lagi utuh, salah satunya, yang berada di sisi kanan belakang, bahkan sudah roboh pada akhir 2020 dan hingga kini belum tersentuh perbaikan.

Menara lainnya pun tak kalah mengenaskan, dengan dinding yang terkelupas hingga menyisakan lubang-lubang besar di permukaannya.

Memasuki area dalam, kerusakan semakin terlihat.

Rumput sintetis yang dulunya menjadi arena bermain anak-anak kini telah lusuh, sebagian robek.

Bahkan di beberapa titik lantai halaman masjid tak lagi tertutup rumput sama sekali.

Retakan besar menghiasi dinding dan tiang penyangga utama masjid.

Beberapa retakan memanjang memisahkan struktur tembok menjadi dua bagian yang terbelah.

Situasi ini membuat pihak pengelola, KDM, terpaksa memasang tali rapia untuk membatasi akses jemaah menuju lantai dua demi menghindari risiko.

Di lantai dasar, kerusakan juga terlihat dari ubin yang terlepas di banyak titik, ornamen masjid yang patah atau mengelupas, serta cat dinding yang memudar termakan waktu.

“Sekarang memprihatinkan, padahal dulu masjid ini megah, indah,” ungkap Selamet Hidayat (40), warga Kecamatan Sindang, usai melaksanakan Shalat Jumat di masjid tersebut.

Ia tak menampik rasa khawatirnya, apalagi melihat banyak jamaah yang juga gelisah dengan kondisi bangunan yang sudah parah ini.

Tak sedikit warga yang kemudian mengabadikan kerusakan masjid melalui foto dan video untuk dibagikan di media sosial, sebagai bentuk sorotan sekaligus harapan agar pemerintah segera mengambil langkah nyata.

“Harapannya semoga bisa diperhatikan pemerintah, bisa diperbaiki karena kondisinya sudah sangat parah,” tutur Andrian Supendi (37), jemaah lainnya.

Masjid Islamic Center Indramayu diresmikan pada 2018.

Proses pembangunannya menelan dana hingga Rp 122 miliar yang seluruhnya berasal dari bantuan Pemprov Jabar untuk Pemkab Indramayu.

Namun, baru sekitar 3 tahun setelah peresmian, tanda-tanda kerusakan mulai muncul.

Bahkan satu menara sampai ambruk.

Bupati Lucky Hakim mengaku prihatin dan khawatir jika kerusakan ini tak segera ditangani, bisa saja masjid yang pernah jadi simbol kemegahan itu akan roboh.

“Saya saja sudah jarang ke situ pak. Jadi di luar kelihatannya itu memang bagus, tapi sebenarnya itu temboknya sudah pisah,” ujar Lucky kepada Dedi Mulyadi.

Mendengar itu, Dedi Mulyadi langsung menginstruksikan audit terhadap bangunan Islamic Center Indramayu.

Ia pun heran dengan kerusakan masjid yang relatif baru itu.

“Kan aneh kalau gak ada penyimpangan gak mungkin rusak,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Penampakan Islamic Center Indramayu yang Terancam Ambruk, Dedi Mulyadi Desak Audit Cepat dan Tuntas.

https://bandung.kompas.com/read/2025/08/09/135944178/megah-saat-peresmian-kini-islamic-center-indramayu-terancam-ambruk-buat-dedi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com