BANDUNG, KOMPAS.com – Pengolahan sampah organik di Pasar Induk Gedebage dengan teknologi biodigester dan windrow composting mulai menunjukkan progres positif. Hasilnya berupa pupuk kompos serta media tanam.
Direktur Utama CV Pro Signal Karya Lestari, Aldi Ridwansyah, mengatakan pihaknya meningkatkan kapasitas pengolahan dari sebelumnya 10-15 ton per hari menjadi minimal 20 ton per hari.
"Alhamdulillah pengolahan sampah di Pasar Gedebage ini sudah mencapai minimal 20 ton per harinya," ujar Aldi saat ditemui di Pasar Gedebage, Rabu (14/8/2025).
Selain dari pasar, pihaknya juga menampung sampah organik dari Kelurahan Cipadung Wetan dan Kelurahan Mekarmulya. Dari dua wilayah itu, rata-rata sampah yang diolah mencapai 400 ton.
"Itu gratis, karena pemerintah yang bayar. Kalau kita menerima tipping fee dari pemerintah, terus untuk produk pengolahan sampah ada tim lagi dari kami yaitu Bisnis Development," katanya.
Direktur Bisnis Development CV Pro Signal Karya Lestari, Ali Yusuf, menambahkan selain kompos padat dan cair, mereka juga memproduksi media tanam berupa cocopeat dan cocofiber dari sabut kelapa yang banyak tersedia di Pasar Gedebage.
"Kita juga sedang melakukan riset untuk pasar ekspor untuk kompos padat, kompos cair dan olahan serabut kelapa, sehingga kita tidak hanya fokus pada pengolahan sampah dan hasil produknya tidak hanya disebar ke pihak ketiga," ujar Ali.
Dari 25 ton sampah yang diolah, rata-rata dihasilkan dua ton kompos padat dan cair. Produksi sabut kelapa mencapai tiga-empat ton per hari. Pada awal September, kapasitas pengolahan akan ditingkatkan menjadi 9-10 ton per hari untuk menampung sampah kelapa dari pasar lain di Kota Bandung.
Produk kompos, cocopeat, dan cocofiber dari Pasar Gedebage saat ini sudah dimanfaatkan oleh sejumlah UMKM pertanian di Sumedang, Jawa Barat, dan diproyeksikan menjadi inovasi ekonomi sirkular yang berdampak pada perekonomian masyarakat.
"Untuk produknya akan dikembangkan di mitra-mitra kami. Cuma untuk bahan bakunya, kompos cair dan kompos padat akan diproses di sini. Jadi, produk yang dihasilkan dari bahan baku ini menjadi pupuk, sebelum menjadi pupuk itu kompos. Kita nanti sistemnya sharing profit," ujar Ali.
https://bandung.kompas.com/read/2025/08/13/082250078/cerita-di-balik-sampah-gedebage-bandung-yang-kini-menghasilkan-cuan