Namun, ada beberapa aspek yang masih menjadi pekerjaan rumah besar, terutama terkait penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan pengendalian harga.
Dalam survei yang dilakukan pada Juli 2025 itu, aspek dengan tingkat kepuasan tertinggi adalah penyediaan air bersih dengan 83,4 persen responden menyatakan puas atau sangat puas, hanya 15,7 persen yang menyatakan tidak puas.
Kepuasan tinggi juga terlihat pada stabilitas harga kebutuhan pokok (78,9 persen puas, 20 persen tidak puas), serta pelayanan kesehatan masyarakat (77,3 persen puas, 22,4 persen tidak puas).
Sementara itu, sejumlah aspek lain yang juga cukup diapresiasi publik antara lain penanganan bencana alam (72 persen puas, 26,7 persen tidak puas), penanganan penyakit menular (70,5 persen puas, 26,7 persen tidak puas), dan rasa aman dari kriminalitas/premanisme (68,6 persen puas, 30,5 persen tidak puas).
Tak puas masalah pengangguran dan kemiskinan
Namun, kepuasan publik mulai menurun ketika menyangkut isu-isu ekonomi dan infrastruktur.
Misalnya, penyediaan transportasi umum hanya meraih 53,5 persen kepuasan dengan 45,6 persen tidak puas, sedangkan pengelolaan sampah juga masih jadi sorotan dengan 58,8 persen tidak puas.
Catatan paling serius muncul pada lapangan kerja dan pengangguran, di mana hanya 31,4 persen warga yang puas, sementara 67,2 persen menyatakan tidak puas.
“Soal lapangan kerja paling kentara. Masyarakat merasa lapangan kerja sangat sempit dan berharap segera diselesaikan. Tingkat kepuasan sangat rendah,” ujar Peneliti Litbang Kompas, Rangga Eka Sakti, saat diwawancarai via Zoom, Jumat (15/8/2025).
Isu kemiskinan pun serupa, dengan 37,9 persen menyatakan puas dan 60,4 persen tidak puas.
Selain itu, kinerja dalam pemberian bantuan langsung untuk kesejahteraan masyarakat juga dinilai masih kurang maksimal (48,8 persen tidak puas, 50,4 persen puas).
Metode Penelitian
Metode penelitian survei melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan Litbang Kompas dari tanggal 1–5 Juli 2025.
Sebanyak 400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jawa Barat.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, “margin of error” penelitian +/- 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
https://bandung.kompas.com/read/2025/08/19/050000378/survei-litbang-kompas-warga-jabar-tak-puas-cara-dedi-mulyadi-tangani