Salin Artikel

Bertaruh di Job Fair Bandung: Pencari Kerja dan Harapan yang Tak Pernah Padam

BANDUNG, KOMPAS.com – Suasana riuh memenuhi Alun-alun Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/8/2025) pagi.

Puluhan stan perusahaan berjejer dengan spanduk warna-warni, menawarkan beragam lowongan pekerjaan kepada ratusan pencari kerja yang hadir.

Di tengah keramaian, terlihat para pencari kerja menodongkan gawainya pada logo barcode yang tersedia di hampir semua stan.

Beberapa di antara mereka tampak percaya diri, sementara yang lain menunjukkan gelisah.

Rina Putri (24), lulusan salah satu universitas negeri di Bandung, salah satu pencari kerja yang antusias.

Sejak pukul 08.00 WIB, ia sudah antre memasukkan lamaran ke perusahaan teknologi yang membuka posisi digital marketing.

“Saya baru lulus tahun lalu, tapi sampai sekarang belum dapat kerja tetap. Makanya begitu tahu ada job fair ini, saya langsung datang,” ungkap Rina.

Ia telah menyiapkan lebih dari 15 salinan CV, namun karena Job Fair ini digelar secara hybrid, ia hanya mendaftar secara daring.

“Saya targetkan bisa masukkan lamaran ke lima perusahaan hari ini. Kalau bisa langsung wawancara di tempat, itu lebih bagus lagi,” katanya.

Meski cemas dengan persaingan, Rina merasa job fair memberikan kesempatan yang lebih nyata.

“Kita bisa langsung ketemu HRD, nanya soal kualifikasi, jadi lebih jelas dibanding sekadar kirim CV online,” ujarnya.

Ia menilai, Job Fair sebagai kesempatan emas untuk bertemu langsung dengan perekrut.

Demi Jenjang Karier

Hal serupa dirasakan Arif Rahman (27), seorang pekerja kontrak yang tengah mencari peluang baru.

Dengan setelan kemeja putih, Arif sibuk berpindah dari satu stan ke stan lain.

“Saya sudah tiga tahun kerja kontrak di pabrik garmen. Sekarang ingin coba peruntungan di perusahaan yang bisa kasih jenjang karier lebih baik,” kata Arif.

Bagi Arif, job fair bukan hanya tentang mencari lowongan, tetapi juga membangun jaringan.

“Tadi saya dapat informasi soal pelatihan keterampilan gratis dari Disnaker. Itu penting buat saya biar lebih siap bersaing,” ujarnya.

Meskipun banyak yang pulang dengan rasa lelah setelah seharian berkeliling, semangat tetap terpancar di wajah para pencari kerja.

Targetkan 10.000 Angkatan Kerja

Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung, DA Hidayat menjelaskan, setiap tahunnya ditargetkan 10.000 angkatan kerja muda mendapatkan lapangan kerja melalui event Job Fair.

Pelaksanaan Job Fair di Alun-Alun Kecamatan Margaasih itu memberikan kesempatan kepada 300 pencari kerja yang tersebar di 9 perusahaan dan 1 LPK yang bermitra dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.

Hidayat menargetkan, melalui Job Fair ini dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang menerima pencari kerja.

“Sejauh ini, banyak pekerja yang melamar melalui Job Fair sudah ditempatkan atau bekerja di luar negeri, di antaranya di Jepang dan Korea,” katanya.

Dinas Ketenagakerjaan juga memberikan kesempatan kepada 100 calon pencari kerja untuk mengikuti pelatihan bahasa dan budaya Korea, serta 400 orang untuk pelatihan bahasa dan budaya Jepang.

Job Fair hybrid ini sudah dilaksanakan sebanyak sembilan kali di berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung, termasuk Pangalengan, Rancaekek, dan Cilengkrang.

Hidayat juga menekankan pentingnya optimisme bagi pencari kerja.

“Ada pencari kerja yang sempat mengikuti tes bahasa Jepang sampai 29 kali, dan pada tes ke-30 lulus bisa berangkat ke Jepang dengan gaji Rp30 juta lebih setelah mendapatkan posisi terbaik,” ujarnya.

Mengenai angka pengangguran, Hidayat mencatat, pada 2021, angka pengangguran di Kabupaten Bandung mencapai 8,53 persen, namun berhasil ditekan menjadi 6,32 persen pada 2023.

“Saat ini, angka pengangguran di Kabupaten Bandung masih mencapai 6,36 persen. Ini ironis, mengingat Jawa Barat adalah gudangnya industri,” katanya.

Hidayat menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPS untuk mengetahui sensus angka pengangguran setiap empat bulan sekali.

“Melalui pelaksanaan Job Fair ini, Dinas Ketenagakerjaan akan merintis penempatan tenaga kerja antar daerah, agar tenaga kerja dapat terserap di tempat industri yang membutuhkan,” pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/08/21/135250778/bertaruh-di-job-fair-bandung-pencari-kerja-dan-harapan-yang-tak-pernah-padam

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com