Salin Artikel

Angin Kencang di Puncak Bogor: 3 Rumah Ambruk, 1 Keluarga Mengungsi

BOGOR, KOMPAS.com - Tiga rumah warga di Kampung Pabuaran, Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, rusak akibat hujan deras disertai angin kencang yang melanda kawasan Puncak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani mengungkapkan, salah satu rumah mengalami kerusakan berat, sehingga pemiliknya terpaksa mengungsi.

"Hujan deras berintensitas tinggi disertai angin yang sering terjadi beberapa waktu lalu di wilayah itu menyebabkan dinding rumah milik warga mengalami retak dan miring. Kemudian pada hari Minggu, tepatnya pada pukul 17.00 WIB, saat cuaca hujan, dinding rumah yang sebelumnya retak dan miring tiba-tiba ambruk," ujar Adam dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/8/2025) malam.

Dinding rumah milik Suherman, yang sebelumnya mengalami keretakan, ambruk saat hujan disertai angin.

Material yang jatuh menimpa dapur rumah tetangganya, menyebabkan kerusakan tambahan.

Rumah Suherman, yang dihuni satu kepala keluarga (KK) dengan empat jiwa, mengalami kerusakan berat pada dua kamar tidur dan beberapa dinding lainnya yang retak dan miring.

Akibat kondisi tersebut, ia bersama keluarganya terpaksa mengungsi sementara ke rumah saudara.

Selain itu, rumah warga lain bernama Chandra Priatna, yang juga terdiri dari satu KK atau empat jiwa, rusak ringan pada bagian dapur.

Sementara itu, rumah Uci Sanusi, yang dihuni satu KK atau dua jiwa, mengalami kerusakan sedang dengan dinding jebol di kamar dan retakan pada ruang tengah.

Meski kerusakan cukup parah, BPBD memastikan tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa ini.

"Korban luka dan korban jiwa nihil, tetapi satu keluarga harus mengungsi karena rumahnya tidak layak ditinggali," jelas Adam.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Bogor bersama aparat desa langsung turun ke lokasi untuk melakukan kaji cepat, pembersihan material, dan menutup bagian rumah yang ambruk dengan terpal.

BPBD juga mendistribusikan bantuan darurat berupa terpal kepada warga terdampak serta memberikan edukasi kebencanaan agar masyarakat lebih waspada menghadapi cuaca ekstrem.

Menurut Adam, kerusakan parah salah satunya dipicu oleh struktur bangunan yang tidak kokoh.

"Rumah milik Suherman tidak menggunakan slup pada bagian fondasi. Kondisi ini membuat bangunan rentan saat diterpa hujan deras dan angin kencang," tambahnya.

Hingga Senin malam, material puing rumah yang ambruk telah dibersihkan.

Namun, BPBD menilai perlu ada penanganan lanjutan karena cuaca hujan berpotensi memperparah kerusakan bangunan yang belum diperbaiki.

https://bandung.kompas.com/read/2025/08/26/061116078/angin-kencang-di-puncak-bogor-3-rumah-ambruk-1-keluarga-mengungsi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com