Salin Artikel

Tren Studi ke Asia Timur Meningkat, Bandung Bersiap

BANDUNG, KOMPAS.com - Tren pelajar Indonesia melanjutkan studi ke luar negeri terus mengalami peningkatan, terutama ke negara-negara Asia Timur, seperti China dan Taiwan.

Faktor biaya kuliah yang kompetitif, kemajuan riset dan teknologi, serta kemitraan strategis dengan Indonesia menjadi pendorong utama.

Menurut data China Daily, jumlah mahasiswa Indonesia di China sejak pandemi 2021 telah mencapai lebih dari 15.000 orang. Angka ini meningkat sekitar 10 persen setiap tahun sejak 2014. Mereka tersebar di berbagai universitas negeri maupun swasta di sejumlah provinsi.

Salah satu warga Bandung yang melanjutkan kuliah di China, Amara Herlambang mengatakan, negara Tirai Bambu tersebut menawarkan banyak beasiswa.

“Saya Memilih China karena kualitas pendidikannya dan kemajuannya pada teknologi sangat cepat. Tak heran kalau ada hadist yang bilang belajarlah sampai ke negeri China,” ucap dia.

Orang-orang di negara Asia Timur pun ramah pada pendatang seperti dirinya. Ia pun belajar banyak dari China, seperti disiplin.

Kurikulum Khusus

Melihat makin meningkatkan minat masyarakat Indonesia ke China, banyak lembaga kursus ataupun sekolah hingga pesantren yang memasukkan bahasa mandarin dalam kurikulum mereka.

Bahkan ada yang menambahkan kurikulum bahasa mandarin sejak TK, seperti di Sekolah Terpadu Sedaya Bintang. Sekolah yang berada di Kota Bandung ini, merancang khusus kurikulum bahasa Mandarinnya.

“Kami memandang lingkungan sekolah sebagai guru ketiga, ruang hidup yang memberi pengalaman belajar autentik, memupuk rasa ingin tahu, serta menumbuhkan kemandirian dan kolaborasi,” ujar Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung, Aida Halim, dalam rilisnya.

Pembelajaran Mandarin dengan Native Speaker

Di sekolah ini, para siswa mendapat pengajaran langsung dari native speaker yang tidak hanya fasih berbahasa Mandarin, tetapi juga dibekali metode pedagogis sesuai tahap perkembangan anak.

Metode yang digunakan pun beragam, mulai dari lagu, permainan peran, simbol, gestur, hingga media visual.

“Dengan pendekatan multisensori, anak-anak tidak hanya mendengar kosakata baru, tetapi juga melihat, bergerak, dan mempraktikkannya secara langsung, sehingga lebih cepat menyerap dan mengingat,” kata Aida.

Lingkungan Belajar yang Aktif

Suasana kelas juga dirancang agar anak terbiasa menggunakan bahasa Mandarin sejak awal. Mereka diajak bertanya, menjawab, dan berinteraksi langsung dengan bahasa tersebut.

Misalnya, mereka menyapa sesama teman, guru, ataupun tamu yang berkunjung dengan menggunakan bahasa mandarin.

Kemudian di kelas ditempel beberapa gambar untuk memudahkan anak-anak TK dan SD kelas bawah menggunakan bahasa Mandarin.

Misalnya simbol C untuk ke toilet. Saat mereka ingin ke toilet, anak-anak ini akan menyebutkan bahasa mandarinnya toilet sambil mengangkat tangan membentuk simbol huruf c.

“Kami percaya, dengan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan, anak-anak akan lebih percaya diri menguasai bahasa Mandarin, baik lisan maupun tulisan,” tambah Aida.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/02/051535278/tren-studi-ke-asia-timur-meningkat-bandung-bersiap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com