Salin Artikel

Ban Dibakar, Mahasiswa Geruduk DPRD Cimahi Desak Reformasi Polri hingga Cabut Tunjangan Dewan

CIMAHI, KOMPAS.com – Massa mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cimahi menggeruduk kantor DPRD Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025) siang.

Aksi tersebut menuntut pencabutan tunjangan anggota DPR hingga desakan reformasi di tubuh kepolisian.

“Tuntutan kami tidak jauh berbeda dengan daerah lain maupun nasional, pencabutan tunjangan DPR, kelakuan atau attitude para dewan, dewan kan representasi dari rakyat tetapi komunikasi dengan publiknya tidak mencerminkan mereka adalah dewan perwakilan rakyat,” kata salah satu perwakilan massa, Akhip, di sela aksi.

Massa mulai berdatangan sekitar pukul 14.15 WIB dengan mengenakan almamater berbagai kampus. Setibanya di depan kantor DPRD Kota Cimahi, mereka berorasi bergiliran sambil membawa spanduk dan pengeras suara.

Suasana semakin memanas setelah 45 menit berlangsung, ketika mahasiswa membakar ban di jalan sebagai simbol perlawanan. Api dan asap hitam membubung tinggi menandai kian kerasnya desakan terhadap pemerintah.

Selain menyoroti kinerja DPR, massa juga menuntut pertanggungjawaban Polri atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal setelah terlindas kendaraan Brimob.

“Kita ingin bertemu dengan Ketua DPRD Kota Cimahi, ketua fraksi harus hadir, Bapak Kapolres juga, karena tuntutan yang ada di tubuh Polri itu sendiri. Menandatangani apa yang menjadi tuntutan kami,” ujar Akhip.

Hingga sore, mahasiswa menolak membubarkan diri sebelum pejabat yang diminta menemui mereka. Mereka mendesak adanya kesepakatan tertulis sebagai jaminan atas janji perbaikan.

Meski aksi berlangsung tegang, Akhip menegaskan pihaknya berkomitmen tidak akan melakukan pengerusakan maupun kerusuhan.

“Anarkis lahir karena ada provokasi di belakangnya, kami elemen mahasiswa, organisasi mahasiswa Cimahi kita demo hasil dari kajian kita, kita mengikuti prosedur yang ada,” jelasnya.

Ia menambahkan, tindakan rusuh yang terjadi di beberapa daerah selama gelombang protes justru dipicu pihak luar yang bukan bagian dari barisan mahasiswa.

“Bisa dilihat kita hanya menyampaikan aspirasi, yang mengecoh biasanya orang yang bukan dari barisan kami,” ujarnya.

Sementara itu, aparat kepolisian terlihat berjaga ketat di lokasi. Sejumlah kendaraan taktis sudah disiagakan, mulai dari mobil water canon, Barracuda, hingga mobil pemadam kebakaran yang diparkir di depan kantor dewan untuk mengantisipasi potensi kericuhan.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/02/173704078/ban-dibakar-mahasiswa-geruduk-dprd-cimahi-desak-reformasi-polri-hingga-cabut

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com