Salin Artikel

Misteri Satu Keluarga Tewas Terkubur Dalam Rumah di Indramayu, Olah TKP Ulang, Puslabfor Bareskrim Dikerahkan

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Pihak kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang tewasnya satu keluarga yang terdiri dari lima orang di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Olah TKP dilakukan di rumah korban di Jalan Siliwangi, Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Selasa (2/9/2025) sore.

Pantauan Kompas.com, sejumlah anggota Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri dikerahkan untuk membantu proses olah TKP.

Selain itu, ada pula anggota Inafis dari Polda Jabar dan Polres Indramayu.

Mereka tampak membawa alat seperti sensor untuk mengecek sidik jari pada setiap sudut rumah.

Petugas juga mengecek dan mendokumentasikan seluruh bagian rumah korban, baik dari bagian luar maupun dalam.

Sejumlah sampel pun terlihat diambil oleh petugas dari beberapa titik rumah untuk diamankan.

Di sisi lain, tampak pula pihak keluarga dari luar garis polisi menyaksikan aktivitas olah TKP yang sedang berlangsung.

Roemah (57), keluarga dari pihak almarhumah istri H. Sahroni, berharap polisi berhasil menemukan petunjuk baru sehingga pelaku pembunuhan lima orang keluarganya bisa cepat terungkap.

"Sadis banget sampai anak kecil juga ikut dihabisi (dihilangkan nyawanya), harapannya semoga pelaku cepat tertangkap biar dapat hukuman yang setimpal," ujar dia.

Para korban terkubur dalam satu lubang

Kakek, anak, menantu, serta dua cucunya itu sebelumnya ditemukan terkubur dalam satu lubang yang sama di bagian belakang rumah pada Senin (1/9/2025).

Mereka adalah H. Sahroni (75), Budi (45) anak dari H. Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta dua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 8 tahun dan bayi 8 bulan.

Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, menyampaikan bahwa polisi masih berusaha mengungkap misteri kematian lima orang yang terdiri dari satu keluarga tersebut.

Polisi menyebutkan, saat ini sudah ada lima saksi yang diperiksa untuk dimintai keterangan.

Adapun dari olah TKP, beberapa barang turut diamankan dari rumah korban, di antaranya satu buah cangkul, satu buah ember kecil, satu buah seprei biru dengan bercak darah, serta satu buah terpal biru dengan bercak darah.

Tarno juga belum bisa memastikan apakah ada barang milik korban yang hilang, mengingat polisi hingga sekarang masih berupaya melakukan pendalaman perihal kasus ini.

Upaya lainnya, pihak kepolisian turut melakukan otopsi terhadap kelima jenazah.

Hal ini untuk mengungkap kepastian identitas para korban serta penyebab pasti kematian korban.

"Otopsi kelima jenazah kami lakukan di RS Bhayangkara Losarang," ujar Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/03/062950878/misteri-satu-keluarga-tewas-terkubur-dalam-rumah-di-indramayu-olah-tkp-ulang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com