Salin Artikel

Keluarga Ungkap Isi Obrolan Terakhir Korban Terkubur di Indramayu

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Keluarga korban meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus penemuan satu keluarga yang tewas terkubur dalam satu liang di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Mereka menyerahkan seluruh penanganan perkara kepada pihak kepolisian.

“Saya adalah keponakan pak H Sahroni. Semoga kasus ini segera terungkap dan pelaku dapat segera dihukum seberat-beratnya,” ujar Niko Hadimulya, keluarga korban, saat ditemui di Masjid Madania Desa/Kecamatan Sindang seusai prosesi shalat jenazah, Rabu (3/9/2025).

Niko mengungkapkan, keluarga menduga kasus ini merupakan pembunuhan. Para korban terdiri dari lima orang dalam satu keluarga.

Mereka adalah H Sahroni (75), Budi (45) yang merupakan anak Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta kedua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 6 tahun dan bayi berusia 8 bulan.

Insiden tragis ini terjadi di rumah dua lantai mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52, Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada Senin (1/9/2025).

Niko mengaku sempat bertemu dengan Sahroni pada Mei 2025, meskipun komunikasi dengan keluarga Sahroni tidak terlalu intens karena kesibukan masing-masing.

“Cuma kalau mas Budi, saya ketemu itu dua minggu yang lalu lah, setiap jumatan juga saya ketemu, komunikasi tetap jalan walau tidak terlalu intens ya, karena saya juga punya kesibukan,” ujarnya.

Niko menambahkan, sejauh ini tidak pernah ada cerita mengenai masalah pribadi atau konflik yang dialami Sahroni sekeluarga.

Jika pun ada pembicaraan, itu lebih terkait ajakan untuk berbisnis, mengingat Sahroni merupakan seorang pengusaha.

“Pak Sahroni setelah pensiun itu, dia punya usaha walet di rumahnya,” kata Niko.

Begitu pula Budi. Dulu ia bekerja di sebuah bank, namun kini membuka usaha toko grosir bersama istrinya, Euis.

Polisi Masih Selidiki

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, menyampaikan bahwa kasus tewasnya satu keluarga di Indramayu ini saat ini masih dalam tahap penyidikan terhadap saksi-saksi.

Meski demikian, polisi belum menentukan siapa tersangka karena penyelidikan masih berlangsung.

“Saat ini tim Mabes Polri, yaitu Puslabfor dan Inafis, membantu dalam olah Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP) di Indramayu,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Ketika ditanya mengenai indikasi dugaan pembunuhan, Hendra menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam pendalaman oleh pihak kepolisian.

“Kami dalami dulu ya (dugaan pembunuhan),” tutupnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/03/144228578/keluarga-ungkap-isi-obrolan-terakhir-korban-terkubur-di-indramayu

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com