Salin Artikel

Meski Minta Maaf, Putri Karlina Sebut Pelayanan di Garut Tak Separah Curhat Abenk "Preman Pensiun"

Sebelumnya, Abenk lewat media sosial Instagram, mengeluhkan sulitnya mendapatkan surat izin persetujuan bangunan gedung (PBG) untuk masjid wakaf yang sedang dibangun di Kampung Mojang, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Garut, Jawa Barat.

Putri langsung mendatangi kantor Mall Pelayanan Publik (MPP) Pemkab Garut yang berada tidak jauh dari lingkungan perkantoran Bupati Garut di Jalan Pembangunan, Kamis (11/9/2025).

Usai melihat langsung dan mendengar keterangan dari pihak-pihak penyedia layanan dari berbagai dinas yang ada di MPP, Putri mengakui ada hal yang salah dalam pelayanan hingga dirinya pun meminta maaf.

Namun, menurutnya pelayanan di MPP tidak seburuk yang disampaikan Abenk.

"Tapi kalau dibilang pelayanannya buruk sekali, mungkin saya membela, tidak seburuk itu karena yang bersangkutan pun sudah banyak komunikasi," kata Putri kepada wartawan usai mendatangi MPP, Kamis (11/9/2025).

Putri mengakui ada kesalahan dari petugas pelayanan saat Abenk datang pertama kali ke MPP karena di loket pelayanan tidak ada petugas.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan mengumpulkan dinas-dinas yang membuka pelayanan di MPP dan membuat komitmen soal tenaga kerja yang ada di MPP di bawah pimpinan Kepala Dinas Perizinan Garut.

Sementara masalah lainnya menurut Putri terjadi karena komunikasi.

"Saya tadi cek semuanya, memang kesalahan kami adalah ada informasi yang miss," katanya.

Putri menegaskan, Pemkab Garut terus berupaya memperbaiki pelayanan.

"Saya minta maaf atas ketidaknyamanan dan untuk masyarakat yang mungkin merasa tidak puas terhadap lini pemerintahan manapun, kami sekarang berupaya semaksimal mungkin selalu melakukan perbaikan," katanya. 

Sebelumnya, dalam unggahan videonya, Abenk menyebut sulit mengurus perizinan untuk membangun masjid wakaf.

Abenk mengaku sudah berupaya patuh dengan mengurus izin ke Mall Pelayanan Publik (MPP) sesuai arahan Kepala Dinas Perizinan Garut. Namun, ia kecewa karena loket Dinas PUPR tutup saat ia datang.

“Saat itu saya datang jam setengah tiga, katanya jam segitu pelayanan memang sudah tutup,” ucap Abenk.

Ia mengaku harus bolak-balik hingga empat kali ke MPP sebelum akhirnya mendapat selembar kertas berisi daftar syarat dokumen PBG.

“Di luar ekspektasi, ternyata begitu buruknya pelayanan publik di Kabupaten Garut, mulai dari sistem sampai para petugas outlet/counter Dinas PUPR yang jauh dari profesional,” ujarnya.

Menurut Abenk, ia bahkan diminta mengurus amdal dan rekomendasi dari sejumlah dinas terkait.

Keluhan Abenk kemudian ditanggapi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Dedi meminta maaf dan mengingatkan Bupati serta Wakil Bupati Garut agar peka terhadap keluhan warganya.

“Mohon maaf untuk Kang @abenk\_marco atas ketidaknyamanannya. Saya yakin bapak Bupati Garut @syakuramin dan Ibu Wakil Bupati Garut @putri.karlina14 peka melihat dan menyelesaikan peristiwa ini. Hatur nuhun,” tulis Dedi dalam unggahannya, Kamis (11/9/2025).

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/11/160847378/meski-minta-maaf-putri-karlina-sebut-pelayanan-di-garut-tak-separah-curhat

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com