Salin Artikel

Motif Eks Polisi Bunuh lalu Bakar Pacar di Indramayu Versi Kuasa Hukum, gara-gara Rp 32 Juta

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Motif Alvian Maulana Sinaga (23), mantan polisi di Indramayu yang membunuh dan membakar pacarnya, Putri Apriyani (24), terungkap.

Hari ini, rekonstruksi pembunuhan yang dilakukan tersangka pun digelar oleh polisi di Mapolres Indramayu, Jumat (12/9/2025).

Kuasa hukum korban, Toni RM, menyampaikan bahwa walau tidak bisa menyaksikan secara langsung, pihaknya sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik.

Dari hasil pemeriksaan dan rekonstruksi, menurutnya, kurang lebih cocok.

Karena itu, menurut Toni, Alvian sangat layak dijatuhi hukuman mati atau minimal penjara seumur hidup sesuai dengan Pasal 340 KUHP.

"Jadi, hasil rekonstruksi ini sama seperti yang saya dapatkan sebelumnya dari informasi pemeriksaan tersangka sehingga dapat disimpulkan bahwa pembunuhan ini direncanakan,” ujar dia.

Toni menjelaskan, motif tersangka melakukan pembunuhan lantaran kesal korban terus menagih uang miliknya yang dipakai tersangka untuk bermain trading.

Uang itu diketahui ditagih Putri karena merupakan uang milik keluarganya dan akan digunakan untuk keperluan gadai sawah senilai Rp 32 juta.

Ia menjelaskan, malam sebelum pembunuhan itu terjadi, keduanya juga sempat cekcok.

Kemudian, tersangka bangun sekitar pukul 03.30 WIB dan memiliki pemikiran untuk menghabisi nyawa Putri.

"Hal ini karena dia sudah putus asa telah menggunakan uang keluarga Putri itu. Kalau tidak dihabisi, Putri ini akan menanyakan terus kepada dia soal uang itu,” ujar dia.

Putus asanya Alvian, disampaikan Toni, juga karena tersangka memiliki utang yang cukup besar di koperasi Polri.

"Bahkan, dia juga memakai nama rekannya untuk meminjam uang senilai Rp 24 juta. Uang itu juga sudah habis, pengakuannya untuk trading," ujar dia.

Toni menceritakan, korban pun dibunuh dengan cara dibekap menggunakan bantal.

Namun, kala itu, korban belum meninggal, tetapi kondisinya lemas.

Karena korban masih bergerak, Alvian pun mencekik korban dan baru melepaskan cekikannya setelah memastikan korban benar-benar meninggal.

"Setelah meninggal, Alvian terpantau keluar. Ternyata dia masuk ke Polres Indramayu karena dia bekerja di Polres Indramayu, lalu dia masuk ke ruangan belakang, di sana dia berusaha untuk gantung diri," ujar dia.

Toni menyampaikan bahwa upaya gantung diri itu tidak jadi dilakukan tersangka.

Alvian justru kembali lagi ke kosan.

Di sana, muncul ide untuk membakar korban dengan tujuan Alvian ingin mengakhiri hidup dengan cara membakar diri bersama jenazah pacarnya yang sudah ia bunuh.

"Namun, pengakuannya, dia mengaku kepanasan lalu keluar jam 8 pagi untuk kabur," ujar dia.

Peristiwa pembunuhan ini terjadi di dalam kamar kos korban di Blok Ceblok, Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Sabtu (9/8/2025).

Setelah melakukan pembunuhan, Alvian kabur hingga akhirnya tertangkap di wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (23/8/2025).

Rentetan kejadian itu turut diperagakan dalam 24 reka adegan dalam rekonstruksi yang berlangsung hari ini.

Hadir pula pihak Kejaksaan Negeri Indramayu untuk menyaksikan langsung rekonstruksi tersebut.

"Rekonstruksi dimulai pada malam hari saat tersangka menjemput korban, dilanjut membeli alkohol, sampai dengan masuk ke dalam kos-kosan, keluar dari kos-kosan, menuju ke lokasi-lokasi lain, sampai dengan pelaku melarikan diri," ujar Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/12/153906378/motif-eks-polisi-bunuh-lalu-bakar-pacar-di-indramayu-versi-kuasa-hukum-gara

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com