Salin Artikel

Pria Pura-pura Ditabrak Mobil di Kota Cirebon Kini Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan dan Perusakan

CIREBON, KOMPAS.com - Polisi terus mendalami kasus seorang pria yang dengan sengaja menabrakkan diri ke mobil yang sedang melintas di Jalan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Kini, yang berwajib telah menetapkan pria tersebut sebagai tersangka dugaan pemerasan dan perusakan. Sedangkan untuk seorang pria lainnya yang bersama tersangka berada di lokasi kejadian ketika itu masih didalami.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyampaikan bahwa polisi langsung menangani dugaan aksi kejahatan yang video rekamannya tersebar di media sosial. Hanya selisih beberapa jam, petugas langsung mengamankan pelaku.

"Satu orang inisial T sudah ditetapkan tersangka. Sudah memenuhi unsur pemerasan dengan kekerasan. Pasal yang dilanggar Pasal 368 Ayat 1 KUHP dengan ancaman enam tahun penjara," kata Eko saat ditemui Kompas.com di Mapolres Cirebon Kota, Rabu (17/9/2025) siang.

Eko mengungkap modus kasus ini. Menurut dia, kasus ini bermula ketika seorang pria berinisial T mengaku menjadi korban yang ditabrak kendaraan. Namun, terduga pelaku yang mengaku tertabrak itu lantas memeras korban sekaligus merusak spion kanan mobil.

Dalam peristiwa ini, kepada polisi, T mengaku datang bersama seseorang dari Pasar Jagaratru Kota Cirebon menuju Jalan Kesambi, tempat di mana peristiwa itu terjadi.

Karena itu, Eko menegaskan bahwa jajarannya akan memeriksa CCTV di sekitar Pasar Jagaratru, tempat terduga pelaku beraktivitas sehari-hari sebagai tukang parkir.

"Kalau kita lihat dari video yang viral, ada satu lagi temannya. Itu masih kita lakukan pengembangan, CCTV dan keterangan saksi juga sedang kita periksa," tambah Eko.

Eko menegaskan, pihaknya akan mendalami lebih jauh motif dan modus yang dilakukan pelaku. Dia juga ingin memastikan apakah peristiwa serupa pernah dilakukan T kepada warga atau pengendara lainnya.

Eko mengimbau agar masyarakat bila menemukan peristiwa yang tidak menyenangkan dan meresahkan agar segera melaporkan ke petugas untuk segera mendapatkan respons penanganan.

"Pengakuan pelaku ini baru pertama kali, Tapi kita pelajari, agar masyarakat tidak menjadi korban modus serupa, kita imbau, kalau menemukan kejadian seperti ini segera lapor ke polisi, baik melalui Lapor Kapolres Bae maupun 110," tambah Eko.

Sebelumnya diberitakan, kasus dugaan seorang yang menabrakkan diri ke sebuah mobil terjadi di Jalan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (16/9/2025) siang. Pemilik mobil memvideokan dan memperlihatkan gerak gerik warga tersebut yang dinilai hanyalah aksi pura-pura.

Video yang diunggah akun Facebook @putri xxx tersebut langsung tersebar melalui grup Facebook Komunitas Orang Cirebon (KOCI). Video berdurasi 28 detik ini telah dibagikan sebanyak 75,4 ribu tayangan, 267 kali dibagikan, dan mendapatkan 353 komentar.

Dari video itu, seorang pemilik mobil yang duduk di kursi depan, memvideokan aksi seorang pemuda yang menggunakan kaos berwarna hitam dengan lambang salah satu komunitas motor. Awalnya pemuda itu berada di sisi kiri sambil berusaha menutup kaca mobil. Namun, pemuda itu bergerak dan pindah ke bagian kanan.

"Tolong! Minta tolong nih orangnya nih. Orang ini pura-pura. Heh, heh, heh, pura-pura ditabrak. Tolong! Itu orang pura-pura ditabrak. Itu orang pura-pura ditabrak. Modus itu modus!," kata pemilik mobil yang memvideokan gerak gerik pemuda tersebut dari dalam mobil.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/17/162328178/pria-pura-pura-ditabrak-mobil-di-kota-cirebon-kini-jadi-tersangka-dugaan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com