Salin Artikel

Viral Siswi SMK di Indramayu Murung Tak Ikut Ujian karena Tunggak Rp 4,9 Juta, Ini Faktanya

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang menarasikan siswi kelas 12 SMK swasta di Kabupaten Indramayu murung tidak ikut ujian karena memiliki tunggakan Rp 4,9 juta ke sekolah.

Belakangan, orangtua siswi berinisial ANS (16) mengklarifikasi video yang viral tersebut.

ANS pun hari ini sudah kembali berangkat ke sekolah untuk ikut ujian.

Ibu dari ANS, Yanti (37), mengatakan bahwa perihal viralnya video tersebut sebenarnya ia hanya ingin meminta adanya solusi saja.

Dengan harapan, anak pertamanya bisa tetap ikut sumatif tengah semester (STS) atau ujian tengah semester walau masih memiliki tunggakan.

"Maaf sebelumnya, saya cuma mau minta solusi doang," ujar dia saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025).

Kronologi

Yanti pun menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi. Dia mengatakan, hal ini berawal saat pihak sekolah hendak mengadakan ujian tengah semester.

Karena masih memiliki tunggakan, ANS pun dikonfirmasi terkait tunggakan tersebut.

Apabila tidak bisa melunasi, minimalnya tunggakan itu bisa dicicil.

Hanya saja, setelah itu ANS justru menjadi murung dan tidak mau berangkat sekolah lagi.

Ia bahkan melewatkan dua hari tidak ikut ujian. Selama itu pula ANS terus menangis di kamarnya.

Bahkan, ANS juga sampai meminta untuk putus sekolah saja kepada orangtuanya karena tidak bisa membayar tunggakan.

Sebagai orangtua, Yanti mengaku dirinya sedih melihat kondisi anaknya.

Yanti sendiri sudah berupaya membujuk, tetapi anaknya tetap tidak mau sekolah.

Hingga akhirnya, video saat ANS murung tersebut tersebar di media sosial hingga viral.

"Saya bukan mau meminta-minta belas kasihan atau apalah, enggak. Cuma minta solusi doang supaya anak saya bisa tetap ikut ujian," ujar dia.

Yanti menceritakan bahwa saat ini kondisi ekonomi keluarganya memang sedang tidak stabil.

Ayah ANS, Subrata (40), diketahui hanya seorang nelayan dan Yanti hanya ibu rumah tangga.

Sudah beberapa hari ayahnya tidak berangkat melaut karena cuaca buruk.

Di sisi lain, ANS juga mempunyai adik yang masih kecil berusia sembilan dan satu tahun.

Tanggapan Sekolah

Di tempat terpisah, kepala sekolah salah satu SMK di Indramayu, Afandi, menjelaskan bahwa tidak ada pelarangan bagi ANS untuk tidak ikut ujian karena memiliki tunggakan.

Bahkan, sejak hari pertama ujian pada Senin (15/9/2025) kemarin, kartu ujian ANS tetap diberikan dan siswi tersebut juga ikut serta melaksanakan ujian.

"Jadi, tidak ada pelarangan untuk tidak ikut ujian, justru kami inginnya siswi tersebut ikut ujian," ujar dia saat ditemui di ruangannya.

Afandi menjelaskan bahwa perihal pihak sekolah yang mengonfirmasi soal tunggakan ANS, menurutnya, merupakan hal yang wajar karena sekolah yang dipimpinnya itu adalah sekolah swasta.

Meski demikian, pihak sekolah juga punya kebijakan lain. Adanya konfirmasi pun dijelaskan Afandi memiliki tujuan agar sekolah tahu kondisi yang dialami siswanya.

Pihak sekolah juga melakukan pemanggilan terhadap orangtua ANS sebagai bentuk konfirmasi lebih lanjut.

"Karena maaf, saya harus berani katakan, karena banyak anak yang diberikan uang untuk bayaran oleh orangtuanya, tetapi uangnya tidak dibayarkan ke sekolah. Kami dalam hal ini ingin mengajarkan anak untuk jujur," ujar dia.

Afandi menilai dalam kejadian ini ada miskomunikasi yang terjadi.

Ia pun menegaskan kembali bahwa upaya konfirmasi pihak sekolah bukan sebagai bentuk penekanan, melainkan untuk bersama mencarikan solusi.

"Saat itu, ketika dipanggil satu dua kali setelah ANS melaksanakan ujian hari pertama, ibunya malah menjawabnya kalau begitu keluarkan saja anak saya. Kemudian dijawab oleh wali kelasnya bahwa bukan begitu penyelesaiannya," cerita Afandi menirukan percakapan wali kelas dengan orangtua ANS.

Afandi pun memastikan bahwa terkait persoalan tersebut sekarang sudah diselesaikan secara baik-baik.

Pihak sekolah juga memutuskan untuk menghapuskan tunggakan ANS setelah mengetahui kondisi keluarga siswinya tersebut.

"Siswi tersebut hari Kamis ini juga sudah kembali sekolah untuk ikut ujian," ujar dia.

https://bandung.kompas.com/read/2025/09/18/193508478/viral-siswi-smk-di-indramayu-murung-tak-ikut-ujian-karena-tunggak-rp-49-juta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com