INDRAMAYU, KOMPAS.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu merespons viralnya kabar murid kelas IV SD Negeri di Indramayu yang disebut menjadi korban bullying.
Anak berinisial AZS (10) itu sebelumnya dikabarkan mengalami memar, demam tinggi, dan enggan berangkat sekolah. Kepada orang tuanya, AZS mengaku dibully teman hingga akhirnya kasus ini ramai di media sosial.
Kepala Disdikbud Indramayu, Caridin, mengatakan pihaknya langsung melakukan penelusuran begitu menerima laporan. Rabu (24/9/2025), tim Disdikbud juga mendatangi rumah orang tua AZS di Kecamatan Indramayu untuk meminta keterangan dan memberi dukungan semangat kepada korban.
“Kami memberikan penguatan kepada anak, jadi anak ini ada ketakutan, kalau bahasa anaknya di bully ya, kami semangati sudah jangan khawatir, tetap semangat belajar, bapak ibu guru di sekolah pasti akan melakukan pendampingan,” ujar Caridin.
Dari hasil penelusuran, Caridin menegaskan AZS tidak mengalami kekerasan fisik seperti yang ramai diberitakan. Luka memar itu muncul saat korban bermain dan terdorong hingga membentur meja.
“Kalau pemukulan atau apa itu tidak ada,” jelasnya.
Ia menambahkan, orang tua korban juga menerima penjelasan terkait fakta yang sebenarnya. Namun, Disdikbud menyayangkan pihak sekolah yang kurang cepat tanggap sehingga memunculkan asumsi liar dan viral di media sosial.
Caridin menegaskan pihaknya akan memperketat pengawasan di seluruh sekolah agar kasus bullying tidak benar-benar terjadi di Indramayu. Guru juga diinstruksikan lebih aktif mengawasi anak, baik di dalam kelas maupun saat jam istirahat.
“Saat jam istirahat anak tidak boleh dilepas, guru harus memberikan pengawasan, terutama anak-anak yang punya kepribadian agresif, ini harus diberikan perhatian khusus,” tegas Caridin.
https://bandung.kompas.com/read/2025/09/24/191824578/viral-anak-sd-di-indramayu-diduga-di-bully-ini-faktanya-menurut-disdikbud