Salin Artikel

Bambu yang Tak Lagi Mengurung: Kisah Perempuan ODGJ Bogor Lepas dari Pasung

BOGOR, KOMPAS.com - Seorang perempuan dengan gangguan kejiwaan berinisial S (14) dievakuasi dari bilik bambu tempat ia dikurung oleh keluarganya

Proses evakuasi perempuan asal Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor ini dilakukan oleh relawan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tenjo dan pihak lainnya menggunakan ambulans pada Selasa (21/10/2025).

"Kami memindahkan ibu S, wanita yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ) dari pasungan ke rumah sakit," kata Relawan TKSK Tenjo, Sumiati, saat ditemui wartawan.

Dibawa ke RS Marzoeki Mahdi

Evakuasi ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari keluarga, termasuk suami dan kakak kandung S.

Tim kemudian membawa ibu dua anak tersebut ke RS Marzoeki Mahdi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

"Sekarang beliau (S) sudah ditangani di rumah sakit. Tadi sudah diambil sampel darah dan pemeriksaan lain," jelas Sumiati.

Selama proses evakuasi, S tidak berbicara sepatah kata pun. Namun dalam perjalanan, ia sempat memukul-mukul kaca mobil dan berusaha keluar.

"Memang selama perjalanan beliau beberapa kali berusaha kabur dan memukul-mukul kaca mobil. Saat di rumah pun kondisinya seperti itu, bahkan tadi saya lihat anaknya harus memegangi agar tidak melukai diri sendiri. Sampai saat ini, beliau belum mengucapkan sepatah kata," ungkap Sumiati.

Pengobatan Terkendala Biaya

Sumiati menambahkan, S sebenarnya sudah pernah dibawa ke rumah sakit yang sama pada 27 Februari 2025. Namun pengobatannya tidak dilanjutkan karena keterbatasan biaya.

Keluarga S, yang tergolong tidak mampu, mengurungnya dalam bilik bambu di samping rumah.

"Hasil asesmen diketahui alasan beliau dipasung karena sering kabur. Suaminya bukan orang yang berpendidikan tinggi, hanya seorang penggembala kerbau milik orang lain. Jadi, mungkin memasung itu dianggap sebagai cara agar istrinya tidak pergi ke mana-mana," pungkasnya.

Sebelumnya, S telah menjadi perhatian publik setelah diketahui dikurung dalam bilik bambu oleh keluarganya.

Keluarga khawatir karena S kerap kabur dari rumah dan tidak melanjutkan pengobatan yang diperlukan.

https://bandung.kompas.com/read/2025/10/21/152048978/bambu-yang-tak-lagi-mengurung-kisah-perempuan-odgj-bogor-lepas-dari-pasung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com