BANDUNG, KOMPAS.com - Kondisi keuangan Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) sebagai pengelola Bandung Zoo memasuki fase kritis setelah empat bulan operasional tanpa pemasukan akibat penutupan kebun binatang tersebut.
Anggaran pakan diperkirakan hanya bisa bertahan hingga 10 Desember 2025, sementara belum ada bantuan dari Pemerintah Kota Bandung maupun pemerintah pusat.
Ratusan karyawan yang setiap hari menangani 710 satwa di Bandung Zoo berinisiatif menyisihkan pendapatan mereka untuk membantu pembelian pakan.
Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafi'i mengatakan gaji karyawan hingga 1 Desember 2025 masih dapat dibayarkan, namun dana untuk pakan hampir habis.
"Sampai tanggal 1 kemarin (gaji karyawan) nggak ada masalah. Tapi keuangan kita (untuk pakan) dari tanggal 1 kemarin itu cuma bertahan 10 hari lagi untuk pakan. Ya karena duitnya udah nggak ada," kata Sulhan saat dihubungi, Kamis (4/12/2025).
Penutupan Bandung Zoo sejak 6 Agustus 2025 disebut sangat berdampak pada kondisi finansial. Selama empat bulan tanpa pengunjung, operasional tidak memiliki pemasukan sama sekali, sementara biaya rutin tetap berjalan.
Pengeluaran standar kebun binatang mencapai 1,3 miliar per bulan, meliputi pakan satwa dan upah karyawan.
"Iya sekitar. Betul. Itu kan operasional standar, tapi kan kita ada kegiatan lain atau apa itu ya pengeluarannya dari mana lagi? Ya dari Yayasan," ujarnya.
Pengelola memastikan pakan satwa tidak dikurangi jumlahnya, tetapi dimodifikasi agar anggaran bertahan lebih lama. Salah satu caranya adalah mengurangi proporsi daging sapi untuk karnivor dan menggantinya dengan daging ayam, tanpa mengurangi total berat pakan.
"Paling modifikasi misalnya karnivor yang makannya 6 kg atau 5 kg daging per hari yang tadinya daging sapinya 50 persen, daging ayam 50 persen. Kita ubah jadi 1 kg daging sapi, sisanya daging ayam, perannya tetap 6 kg, volumenya tetap," jelasnya.
Hanya cukup hingga 10 Desember
Saat ini Bandung Zoo menampung sekitar 710 satwa dengan kebutuhan pakan harian besar, seperti rumput gajah 1,5 ton dan pisang 1,1 ton, serta daging sapi, daging ayam, jagung, dan buah-buahan lainnya.
"Totalnya terdapat sekitar 37 item bahan pakan kalo tidak salah," kata Sulhan.
Di tengah kesulitan, pengelola menegaskan belum pernah menerima bantuan dari Pemkot Bandung maupun kementerian terkait, meski putusan pengadilan menyebut kebun binatang sebagai objek sengketa yang dititipkan kepada Pemkot untuk dikelola.
"(Bantuan) Tidak ada sama sekali. Kan dari amar putusannya kemarin dari vonis Bu Sri sama Bisma itu kan sudah tahu vonisnya berapa kan. Objek sengketanya, kebun binatangnya dititipkan ke Pemkot Bandung untuk dikelola. Artinya yang tanggung jawabnya Pemkot Bandung. Ya, sekarang. Harusnya mereka tanggung jawab," ujarnya.
"Kalau terjadi apa-apa, kalau misalnya satwanya ada yang mati, ya tanggung jawabnya pengelola dan Pemkot Bandung. Karena kan sudah dititipkan ke Pemkot Bandung untuk dikelola," tambahnya.
Sebagai upaya terakhir, yayasan dan karyawan membuka donasi publik yang dapat dihubungi melalui nomor +628112347733. Mereka berharap Pemerintah Kota Bandung segera membuka kembali Bandung Zoo agar operasional dapat berjalan normal.
"Ya mohon untuk segera dibuka Bandung Zoo-nya. Karena kalau tidak dibuka ya emang tanggung jawab kita rame-rame atau tanggung jawab siapa ini kalau satwanya mati? Ini kan satwa titipan pemerintah," ujar Sulhan.
Sulhan memperkirakan Bandung Zoo tidak mampu memberi makan satwa mulai 11 Desember 2025 apabila tidak ada donasi atau keputusan cepat dari pemerintah.
"Kalau kondisi seperti sekarang sih, sampai 10 hari, sampai tanggal 10 itu, kita udah nggak mampu lagi kasi makan tanggal 11. Kalau nggak ada donasi ya," tuturnya.
https://bandung.kompas.com/read/2025/12/04/100949878/bandung-zoo-berharap-donasi-publik-agar-710-satwa-tak-kelaparan