Salin Artikel

Banjir Rob Kembali Rendam Ribuan Rumah di Eretan Indramayu, Aktivitas Warga Terganggu

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Wilayah Pesisir Eretan di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kembali diterjang banjir rob pada Sabtu (6/12/2025).

Di Desa Eretan Kulon, ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Kondisi tersebut sama seperti banjir rob yang terjadi pada Kamis (4/12/2025) kemarin.

Kondisi yang lebih parah terjadi di Desa Eretan Wetan.

“Hampir nyamain kaya rob waktu hari Kamis, padahal hari Jumat itu robnya kecil, paling tinggi juga 50 sentimeter, tapi sekarang tinggi lagi,” ujar Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminudin di lokasi.

Waminudin mengatakan, kondisi banjir rob kali ini diperparah dengan kiriman air dari daerah hulu.

Sungai yang melintasi Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan meluap. Belum lagi kondisi air laut yang saat ini sedang pasang.

“Jadinya tuh sebelah-sebelah, yang dekat sungai airnya coklat butek, yang dekat laut hijau bening,” terangnya.

Ia menjelaskan, ribuan rumah terdampak banjir rob di desa setempat, aktivitas warga pun terganggu. Mereka terpaksa beraktivitas di tengah banjir rob yang sedang melanda.

Seperti di KUD Mina Bahari Eretan Kulon, aktivitas bongkar muat ikan dilakukan di tengah genangan banjir, termasuk para pedagang ikan yang berjualan dengan baju basah kuyup.

Kondisi serupa juga dialami para pedagang kaki lima yang ikut berjualan di sekitaran KUD.

Waminudin juga menerangkan bahwa siswa-siswi sekolah di desa setempat juga terpaksa dipulangkan lebih awal.

“Karena airnya sudah masuk sampai 30 sentimeter ke dalam kelas,” ujarnya.

Waminudin menambahkan, saat ini di Kantor Balai Desa Eretan Kulon sudah berdiri tenda darurat sebagai posko bencana yang didirikan oleh Kampung Siaga Bencana.

Tenda tersebut untuk antisipasi bilamana bencana banjir rob makin besar dan berdampak pada rusaknya rumah warga.

Tagana sendiri sampai saat ini masih terus siaga memantau kondisi banjir rob yang terjadi di wilayah setempat.

“Mudah-mudahan besok enggak setinggi ini lagi, kasian juga masyarakat,” harap Waminudin.

Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu telah mengeluarkan peringatan dini terbaru terkait cuaca ekstrem.

Dalam keterangannya, pada 6 Desember 2025, warga diminta siaga akan potensi hujan lebat sampai sangat lebat yang dapat terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Indramayu.

Selain itu, pada 7 Desember 2025, BPBD Indramayu meminta warga untuk awas terhadap hujan sangat lebat sampai ekstrem yang berpotensi terjadi.

Kepala Pelaksana BPBD Indramayu, Dadang Oce Iskandar juga mengeluarkan imbauan kepada masyarakat.

Di antaranya, warga diminta mengenali potensi cuaca ekstrem dan dampaknya, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, memangkas ranting pohon yang lapuk, hingga meminta nelayan dengan kapal kecil tidak melaut ketika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan gelombang di atas 1,25 meter.

“Kesiapsiagaan semua pihak termasuk warga sangat penting untuk menghadapi potensi ancaman cuaca ekstrem,” ujar Oce.

https://bandung.kompas.com/read/2025/12/06/160425378/banjir-rob-kembali-rendam-ribuan-rumah-di-eretan-indramayu-aktivitas-warga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com