BANDUNG, KOMPAS.com - Universitas Padjajaran (Unpad) melaporkan, sebanyak 44 mahasiswanya terdampak bencana di wilayah Sumatera.
Pihak kampus memprioritaskan mahasiswa yang terkena dampak dalam program beasiswa tidak mampu dan memberikan pendampingan untuk memastikan kebutuhan sehari-hari selama perkuliahan tetap terpenuhi.
“Mahasiswa terdampak akan mendapat prioritas beasiswa tidak mampu. Unpad juga berencana akan mengumpulkan mereka dalam waktu dekat untuk mengecek kebutuhan yang sekiranya dapat dibantu untuk keseharian mereka di sini,” ungkap Direktur Kemahasiswaan Unpad, Inu Isnaeni Sidiq dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).
Unpad juga melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menjamin keberlanjutan studi. Mereka memastikan akses pendidikan yang layak bagi para mahasiswa terdampak bencana.
Krimkan Tim Rescue
Sejak Jumat, 5 Desember 2025, tim relawan Unpad yang tergabung dalam Forum Komunikasi Padjadjaran Rescue (FKPR) telah bergerak ke lokasi bencana untuk mendukung operasi darurat akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Tim kloter pertama terdiri dari 14 personel yang berasal dari SAR (Search and Rescue) Unpad, Menwa (Resimen Mahasiswa) Unpad, Mahatva Faperta, serta Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unpad.
Mereka terbagi dalam regu pencarian dan evakuasi serta tim logistik untuk memenuhi kebutuhan mendesak para penyintas di lapangan.
Tim pencarian, bersama dengan tim gabungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), melakukan penelusuran aliran sungai di Kecamatan Palembayan, Salareh Aia untuk memetakan dan mengevakuasi jalur yang terdampak banjir bandang.
Bantuan Makanan
Sementara itu, tim logistik menyalurkan bahan makanan, air minum, susu, vitamin, serta perlengkapan bayi dan perempuan ke wilayah terdampak.
Mereka juga mengadakan sesi trauma healing di posko pengungsian untuk membantu pemulihan kondisi psikologis para penyintas.
Upaya pencarian dan penyaluran bantuan berlanjut hingga Minggu (7/12/2025).
Tim gabungan menyisir pemukiman terdampak di tiga sektor berbeda untuk memperluas jangkauan bantuan serta mendukung mobilisasi kebutuhan darurat di lapangan.
Hingga kini, koordinasi terus dilakukan oleh relawan Unpad dengan Basarnas dalam hal pencairan dan penyaluran bantuan kemanusiaan di lokasi bencana.
Unpad berencana mengirimkan relawan tambahan untuk memperkuat dukungan penanganan darurat bencana.
Sebelum diberangkatkan, relawan mahasiswa akan diberikan pembekalan tentang keperawatan, psikologi kebencanaan, serta prosedur tanggap darurat.
Mereka berasal dari berbagai unit kegiatan seperti SAR Unpad, Resimen Mahasiswa, Pramuka, Asosiasi Mahasiswa Pecinta Alam, Korps Sukarela PMI, serta sejumlah unit pecinta alam di tingkat universitas maupun fakultas.
“Rencana keberangkatan sesegera mungkin,” kata Inu Isnaeni.
Kirimkan Dokter dan Psikolog
Selain itu, Unpad juga menyiapkan tenaga profesional untuk memperkuat pelayanan kemanusiaan, yang mencakup lima dokter, tiga psikolog, dua mahasiswa profesi dokter, serta dua mahasiswa profesi ners.
Dengan dukungan tersebut, Unpad berupaya memastikan setiap relawan memiliki kesiapan fisik dan mental, sekaligus mampu memberikan penanganan yang tepat kepada masyarakat terdampak di lapangan.
Pihaknya juga menyalurkan bantuan logistik dan peralatan untuk mendukung upaya tanggap darurat.
Total bantuan yang telah dan sedang direalisasikan mencapai Rp 217.920.080, yang mencakup donasi peduli sesama, dukungan transportasi dan operasional relawan, hingga pengadaan peralatan SAR.
"Seperti perahu karet, vertical rescue equipment, drone, perangkat komunikasi, serta kebutuhan logistik dan perlengkapan tanggap darurat lainnya yang diprioritaskan untuk membantu penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat," tutur dia.
https://bandung.kompas.com/read/2025/12/09/150646778/44-mahasiswanya-terdampak-bencana-sumatera-unpad-berikan-beasiswa-dan