Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Wig Sembarang Wig

Kompas.com, 23 Januari 2008, 11:30 WIB

JAKARTA, RABU - Krisdayanti sadar, rambut asli merupakan mahkota perempuan. Tapi, untuk tampilannya dalam kegiatan keprofesiannya, terutama menyanyi di panggung, ia tak bisa bergantung kepada rambut aslinya. Wig atau rambut palsu jadi andalannya.

Penyanyi pop yang biasa dipanggil KD atau Yanti ini mengaku, rambut aslinya tergolong tipis. "Kalau aku manggung dengan rambut asliku, nyanyi sambil nari terus keringetan, rambut asliku pasti jadi lepek," tuturnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, KD mengenakan wig. "Untuk sebagian besar waktuku, aku pakai wig," tuturnya lagi. Wig juga membantunya tampil dengan aneka gaya rambut sesuai dengan konsep dandanannya.      

Tapi, lanjutnya, karena ia peduli akan rambut asli yang sehat dan mengedepankan yang terbaik dari dandanan seperti juga vokalnya, ia tidak mengenakan sembarang wig dengan sembarang cara. "Aku pakai wig dengan cara yang benar. Sebelum wig dipasang di kepalaku, rambut asliku dibagi-bagi dan masing-masing bagian dikepang, supaya rambut asliku enggak rusak dan jatuhnya wig alami di kepalaku," paparnya.

Ungkapnya, wig yang dikenakannya pun wig yang dipesannya dari salon rambut dan kecantikan Chandra Gupta. "Mereka bikin wig sesuai dengan ukuran kepalaku. Jadi, kalau aku goyang-goyang di panggung sampai dua jam pun, wig itu enggak akan lepas," paparnya lagi.  

Memang, banyak kegunaan wig. Kalau suatu hari tampilan rambut kita bermasalah dan hal tersebut bisa mengganggu kenyamanan kita menjalani hari itu, wig yang menutupi rambut asli bisa menjadi jalan keluar.   
           
Wig juga merupakan cara praktis untuk kita yang ingin tampil dengan gaya rambut berbeda-beda, apalagi bagi kita yang tak berani "mengorbankan" rambut asli demi mengikuti trend potongan dan warna rambut.    

Jangan asal membeli
Jangan asal membeli wig. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika memilih wig. Sebagai acuan, simak saja tips yang dimuat di beauty.101suite.com ini:

1. Ketika hendak membeli wig, jangan tergesa-gesa, sediakan cukup waktu untuk memilih. Coba bermacam-macam wig, dengan panjang-pendek dan gaya yang berbeda. Cocokkan dengan bentuk wajah kita. Contohnya, jika wajah kita panjang, pilihlah wig gaya rambut pendek.  

2. Pilih bahan pembuat wig yang terbaik bagi kita, dari rambut asli atau rambut sintetis, dikaitkan dengan kesan yang ingin kita hadirkan dengan wig. Untuk kesan "liar" dan "gila-gilaan", lebih pas wig dari rambut sintetis. Sementara itu, untuk kesan natural, lebih cocok wig dari rambut asli.

3. Pilih ukuran wig yang sesuai dengan ukuran kepala kita. Ketika kita pasang, wig tidak terlalu ketat atau kelewat longgar di kepala.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau