CIANJUR, KOMPAS.com – ZL (6,5), seorang anak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meninggal pada Selasa (18/1/2022) bukan karena vaksin Covid-19, tetapi ensefalitis atau radang otak.
Sejari sebelum meninggal, ZL mendapat vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur Irvan Nur Fauzi mengatakan, kasus yang menimpa murid PAUD asal Kecamatan Pasirkuda itu merupakan co-insidens.
Disebutkan Irvan, kesimpulan tersebut berdasar hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komnas dan Komda KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang menangani kasus tersebut.
Baca juga: Murid PAUD Meninggal Usai Divaksin, Bupati Cianjur Minta Orangtua Dampingi Anak Saat Vaksinasi
"Jadi, bukan meninggal karena vaksin ya. Namun istilahnya co-insidens, kebetulan memang terjadi pada saat diberikan vaksin," kata Irvan saat dihubungi via telepon, Sabtu (29/1/2022)
Namun begitu, pihaknya akan tetap meningkatkan kehati-hatian pada saat pemberian vaksin, dan meminta dukungan dari masyarakat.
"Vaksinasi anak harus didampingi oleh orangtuanya, dan orangtua diminta jujur memberikan informasi terkait kondisi kesehatan anaknya sebelum menjalani vaksinasi" ujar Irvan.
Irvan berharap kasus ini tidak memengaruhi target capaian vaksinasi anak di Kabupaten Cianjur yang sedang gencar dilakukan saat ini.
Sebelumnya, seorang anak berusia 6,5 tahun di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dikabarkan meninggal, sehari pasca menerima vaksin Covid-19 jenis Sinovac, dosis pertama.
Sebelum meninggal, ZL, sempat mengalami demam tinggi dan kejang-kejang.
Murid PAUD asal Kecamatan Pasirkuda itu menghembuskan nafas yang terakhir pada 18 Januari 2022 pukul 10.15 WIB di UGD puskesmas setempat.
Baca juga: Murid PAUD Diduga Meninggal karena KIPI, Satgas Covid-19 Cianjur: Persentasenya Kecil
Sebelum divaksin, ZL telah menjalani proses pemeriksaan berupa konseling dan skrining. Dia telah mendapat persetujuan dari orangtuanya.
Hasilnya, ia dinyatakan tidak memiliki riwayat penyakit, dan saat itu dinyatakan layak untuk divaksin.
Namun, selang sehari, ZL mengalami gejala demam disertai kejang-kejang hingga akhirnya meninggal dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.