Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parasetamol di Sungai Citarum Lebih Tinggi 2 Kali Lipat dari Teluk Jakarta

Kompas.com - 17/02/2022, 05:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Parasetamol dan sejumlah limbah obat-obatan lainnya ditemukan di berbagai lokasi aliran Sungai Citarum, Jawa Barat.

Khusus parasetamol, kadarnya bahkan dua kali lipat lebih tinggi dari yang didapati di Teluk Jakarta dalam penelitian berbeda.

Baca juga: Kata Satgas soal Air Sungai Citarum: Menghitam karena Endapan, Tak Ada Ikan Mati

Melalui kajian yang ditempuh sejumlah peneliti dari Universitas York, Inggris, diketahui ada beragam zat aktif mencemari Sungai Citarum.

Baca juga: Warna Sungai Citarum Kembali Menghitam, Berbau, hingga Rasa Ikannya Tidak Enak, DLHK: Hanya Tercemar Ringan

Selain parasetamol, terdapat nikotin, carbamazepine yang biasa digunakan sebagai obat epilepsi, serta metformin yang kerap dipakai sebagai obat diabetes. Ada pula limbah sejumlah obat antibiotik.

Baca juga: Sungai Citarum Menghitam dan Bau, Satgas Temukan Pencemaran dari Limbah Rumah Tangga

Berdasarkan data dari 10 lokasi pengambilan sampel di aliran Sungai Citarum, sampel di dua lokasi menunjukkan bahwa kadar parasetamol mencapai 1630 nG/L dan 1590 nG/L.

Jumlah ini jauh lebih tinggi ketimbang temuan parasetamol di Teluk Jakarta yang diungkap para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Universitas Brighton, Inggris, pada 2021.

Sungai Nairobi di Kenya adalah salah satu sungai yang paling tercemar oleh limbah obat-obatan.BBC/DR JOHN WILKINSON Sungai Nairobi di Kenya adalah salah satu sungai yang paling tercemar oleh limbah obat-obatan.
Studi pendahuluan (preliminary study) yang diterbitkan di jurnal Marine Pollution Bulletin Juni 2021, menemukan kontaminasi parasetamol di Muara Angke mencapai 610 ng/L — konsentrasi tertinggi yang pernah ditemukan dalam air laut.

Jika ditinjau dari angka rata-rata konsentrasi limbah obat-obatan yang terakumulasi—berdasarkan kajian Universitas York—limbah di Sungai Citarum memang jauh di bawah tingkat keparahan sungai di Lahore, Pakistan.

Sungai Citarum mencapai 5460 ng/L, sedangkan Sungai Ravi di Lahore adalah yang terparah dengan 70.700 ng/L.

Angka ini, sebagaimana dipaparkan penelitian ini, mencerminkan kenyataan bahwa pencemaran limbah obat-obatan atau farmaseutikal di berbagai sungai di dunia menimbulkan "ancaman terhadap lingkungan dan kesehatan dunia".

Kajian ini meneliti sampel dari 1.052 lokasi di 104 negara. Hasilnya, sekitar 25 persen dari 258 sungai yang sampelnya diteliti mengandung "zat aktif obat-obatan" pada tingkatan yang diyakini tidak aman bagi organisme perairan.

"Biasanya, yang terjadi adalah kita mengonsumsi zat kimia ini. Zat tersebut menghasilkan efek yang diinginkan kemudian meninggalkan tubuh kita," kata Dr John Wilkinson, selaku ketua tim penelitian, kepada BBC News.

 

"Yang kita ketahui kini adalah tempat pengolahan limbah air paling modern dan efisien sekalipun tidak sepenuhnya mampu mengurai zat-zat ini sebelum dibuang ke sungai atau danau," lanjutnya.

Sungai Nam Khan di Laos juga mengandung limbah obat-obatan.BBC/DR JOHN WILKINSON Sungai Nam Khan di Laos juga mengandung limbah obat-obatan.
Obat-obat yang paling sering ditemukan di lokasi-lokasi pengambilan sampel adalah carbamazepine yang biasa digunakan sebagai obat epilepsi serta metformin yang kerap dipakai sebagai obat diabetes.

Tiga zat lainnya yang paling banyak didapati adalah kafein, nikotin, dan parasetamol.

Di Afrika, artemisinin yang digunakan sebagai obat antimalaria, juga ditemukan dalam konsentrasi tinggi.

"Kami bisa berkata bahwa (dampak keberadaan limbah farmaseutikal di sungai) kemungkinan besar negatif. Tapi harus dilakukan tes masing-masing zat dan saat ini kajian seperti itu relatif sedikit," ujar Dr Veronica Edmonds-Brown, ahli ekologi perairan dari Universitas Hertfordshire, kepada BBC News.

"Kondisi ini bakal memburuk sebelum kita semakin menggunakan solusi farmakologi pada setiap penyakit, apakah itu fisik maupun mental," tambahnya.

Laporan ini menyebutkan bahwa semakin banyak obat antibiotik di sungai dapat menyebabkan berkembangnya bakteri kebal antibiotik.

Hal ini akan merusak efektivitas obat dan ujungnya menimbulkan "ancaman pada lingkungan dan kesehatan global".

Sungai Biru di Tunis adalah salah satu sungai yang memiliki kandungan obat-obatan tertinggi, menurut kajian.BBC/DR JOHN WILKINSON Sungai Biru di Tunis adalah salah satu sungai yang memiliki kandungan obat-obatan tertinggi, menurut kajian.
Sungai-sungai yang paling tercemar berada di negara dengan penduduk berpenghasilan rendah hingga menengah, seperti Pakistan, Bolivia, dan Ethiopia.

Tak jarang sungai-sungai di sana dijadikan tempat pembuangan limbah bagi pabrik farmasi.

"Kami telah menyaksikan sungai-sungai yang tercemar di Nigeria dan Afrika Selatan. Sungai-sungai tersebut punya konsentrasi limbah obat yang sangat tinggi dan hal ini pada dasarnya kembali ke fasilitas pengolahan air limbah yang kurang memadai," kata Dr Mohamed Abdallah, profesor bidang pencemaran limbah di Universitas Birmingham, Inggris.

"Ini paling mengkhawatirkan karena di sana terdapat populasi paling rentan dan kekurangan akses ke fasilitas kesehatan," imbuhnya.

Obat-obatan.

Ketika ditanya apa yang bisa dilakukan, ketua tim penelitian Dr Wilkinson, punya pandangan skeptis.

"Harus ada banyak orang yang lebih pintar dari saya untuk menangani masalah ini. Satu dari sedikit hal yang bisa berdampak saat ini adalah cara penggunaan obat-obatan yang lebih tepat," ujarnya.

Artinya, akses antibiotik harus dipersulit dan pemberian dosisnya pun diperketat.

Laporan penelitian ini dapat dibaca pada jurnal the Proceedings of the National Academy of Sciences.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

7 Orang Alami Pembacokan di Cicalengka, Pelaku Diduga Gerombolan Bermotor

Bandung
Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Pelaku Mutilasi di Ciamis Ditahan di Sel Khusus, Ini Alasannya

Bandung
7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

7 Pengguna Jalan di Cicalengka Jadi Korban Pembacokan OTK

Bandung
Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Detik-detik Duel Maut Siswa SMP di Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan

Bandung
Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Polisi Olah TKP Kasus Oknum Brimob yang Tabrak Warga sampai Tewas

Bandung
Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Kisruh Birokrat di Cianjur Berakhir Damai, Banjir Air Mata dan Saling Cium Tangan

Bandung
Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Tak Kunjung Diambil, 158 Sepeda Motor Hasil Razia Polisi di Bandung 2 Tahun Terbengkalai

Bandung
Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Tanggapi Peluang Berpasangan dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang

Bandung
Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Gerindra Disebut Lirik Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar 2024

Bandung
Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Tangisan Pedih Anak Saat Ayah-Ibunya Tewas Tertabrak Kereta Api di Sukabumi

Bandung
Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bima Arya: Saya Siap Maju Pilkada Jabar 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com