Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD: 800 Jiwa Terdampak, Hasil Penyelidikan Pergerakan Tanah di Sukabumi Selesai dalam 2 Minggu

Kompas.com, 30 Maret 2022, 08:12 WIB
Budiyanto ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Nanang Sudrajat menjelaskan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di bawah Badan Geologi menyelidiki fenomena pergerakan tanah di lima lokasi bencana yang ada di enam desa, lima kecamatan.

Pertama di Dusun Cihurang Desa Limusnunggal Kecamatan Bantargadung, Kampung Nyalindung Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong Kecamatan Palabuhanratu.

Kampung Sukawayana Desa/Kecamatan Cikakak, Kampung Cilengka Desa Pasirbaru dan Desa Sampora Kecamatan Cikidang.

Penyelidikan geologi di lokasi bencana gerakan tanah dilaksanakan selama dua hari, Senin (28/3/2022) hingga Selasa (29/3/2022).

Baca juga: PVMB dan Badan Geologi Selidiki 5 Lokasi Pergerakan Tanah di Sukabumi, Retakan di Rumah Warga Melebar

"Pengkajian oleh PVMBG ini di antaranya untuk mengetahui penyebab dan rekomendasi yang harus dilakukan ke depannnya," jelas Nanang.

Nanang berkata, hasil kajian selesai dalam dua pekan bekerja.

"Hasil kajian ini biasanya selesai dalam waktu dua pekan kerja," sambung dia.

Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Senin (7/3/2022) malam menyebutkan warga terdampak berjumlah 203 kepala keluarga (KK) atau 800 jiwa.

Dari ratusan jiwa tersebut, di antaranya mengungsi sebanyak 52 KK atau 189 jiwa.

Sedangkan rumah yang terdampak berjumlah 236 unit, meliputi rusak berat 62 unit, rusak sedang 70 unit dan rusak ringan 104 unit.

Ada gorong-gorong lama di bawah pemukiman, diprediksi penyebab retakan

Ketua Tim PVMBG Yohandi Kristiawan mengatakan, pihaknya sempat menyelidiki lokasi bencana gerakan tanah di Kampung Nyalindung pada 2021. Penyelidikan yang dilakukan saat ini adalah lanjutan kajian sebelumnya.

"Berdasarkan kajian di lapangan, tadi kami melihat batuannya ternyata tersusun batu lempung," kata Yohandi kepada Kompas.com di Kampung Nyalindung, Senin (28/3/2022).

Tim juga lanjut dia mengecek lokasi perbukitan di atas permukinan sesuai petunjuk warga yang mengatakan terdapat lokasi tanah ambles dan sumber mata air.

"Di perbukitan kami menemukan beberapa titik mata air," ujar Yohandi yang merupakan alumni Universitas Gajah Mada (UGM).

Yohandi menuturkan, berdasarkan penuturan warga yang sudah lama bermukim di Kampung Nyalindung menyebutkan terdapat gorong-gorong lama yang sudah tertutup pemukiman.

"Ada kemungkinan kerusakan-kerusakan rumah yang sekarang ini berkaitan dengan gorong-gorong yang lama sudah rusak dan juga dipicu curah hujan tinggi," tutur dia.

Menurut Yohandi jika tidak terjadi hujan sangat deras dampaknya tidak sangat terasa. Namun saat curah hujan tinggi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.

"Saat ini karena banyak rumahnya rusak parah, sebaiknya (warga) direlokasi," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya enam desa di lima kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdampak bencana gerakan tanah dalam sepekan terakhir ini.

Dampak terbesar akibat bencana geologi terjadi di Kampung Nyalindung, yang berlokasi di perbatasan dua desa, yaitu Desa Pasirsuren dan Desa Tonjong, Kecamatan Palabuhanratu.

"Ada enam desa di lima kecamatan yang dilaporkan terjadi bencana gerakan tanah," ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan kepada Kompas.com di Kampung Nyalindung, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Fenomena Pergerakan Tanah Ancam 200 Jiwa di Manggarai Barat NTT, Pemda Upayakan Relokasi

Yohandi menjelaskan, bencana pergerakan tanah terjadi saat hujan deras dengan intensitas tinggi pekan lalu.

Akibatnya terdapat sejumlah rumah terdampak rusak, dengan kategori rusak berat, rusak sedang hingga rusak ringan.

"Untuk di Kampung Nyalindung ini sebenarnya sudah terjadi setahun lalu. Namun saat itu yang terdampak hanya empat rumah," ujar Wawan.

"Akhir 2021 bertambah beberapa rumah yang terdampak dan hari ini puncaknya mencapai 30 rumah terdampak."

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau