BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin meluas. Hingga saat ini, tercatat jumlah ternak yang terpapar PMK sebanyak 4.904 ekor.
Ribuan ternak yang terpapar PMK itu didominasi oleh hewan ternak jenis sapi perah yang tersebar di beberapa wilayah peternakan masyarakat.
"Data terbaru menunjukkan sebanyak 4.904 yang terpapar. Sementara yang sudah sembuh sebanyak 3.609 ekor," ujar Kepala Dinas Peternakan, Undang Husni Tamrin saat ditemui, Senin (20/6/2022).
Baca juga: Pemkab Sumenep Kehabisan Obat PMK, Peternak Diminta Obati Hewan Secara Tradisional
Ribuan ekor sapi yang terpapar PMK itu tersebar hampir di seluruh kecamatan di Bandung Barat. Kecamatan Lembang dan Parongpong tercatat menjadi wilayah dengan populas sapi terpapar PMK tinggi.
"Tersebar di 42 desa di 14 kecamatan. Kebanyakan memang sapi perah yang terpapar," kata Undang.
Undang menyampaikan, wabah PMK ini bisa menyebabkan kematian pada hewan ternak, namun persentase menuju kematian sangat minim.
"Sejauh ini ada 84 ekor yang mati di kandang akibat PMK. 104 ekor dipoting paksa karena dikhawatirkan sapi PMK semakin parah," sebutnya.
Baca juga: Khofifah Minta Inmendagri tentang Penanganan Wabah PMK Direvisi, Ini Alasannya
Undang mengimbau agar para peternak langsung melaporkan jika terlihat ada indikasi PMK pada tubuh hewan ternak mereka.
Pembersihan dan penyemprotan disinfektan di kandang-kandang ternak juga menjadi kunci utama untuk mencegah penularan PMK.
"Hindari pencucian di air yang mengalir, karena dikhawatirkan wabah menular melalui air di wilayah hilir. Jika terpaksa harus dipotong, kami sarankan dipotong di RPH agar terproses dengan baik," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.