Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Anak SD Dikeroyok karena Tak Pinjamkan Penghapus, Tulang Iga Korban Bergeser

Kompas.com, 5 Februari 2023, 11:17 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - RZ (12) siswi kelas VI salah satu SD di Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), telah menjalani visum di RS Secapa Polri, Kota Sukabumi, pada Sabtu (4/2/2023).

Korban yang datang bersama ibunya itu menjalani visum untuk mengetahui kondisi luka yang didapatnya setelah dikeroyok sejumlah teman sekolahnya, pada Kamis (2/2/2023).

Menurut ibu korban yang berinisial A (33), dia dan anaknya memutuskan untuk melakukan visum setelah mendapat arahan dari pihak kepolisian.

"Semalam (polisi) Polsek ke rumah jemput (dia dan korban), sampai ke Puskesmas tidak ada keluarga pelaku atau pihak sekolah yang mendampingi, terus dibawa ke sini untuk visum," kata A, dikutip dari TribunJabar.id, Minggu (5/2/2023).

Baca juga: Video Pernyataan Anak SD Madiun Diberi Permen Pengemudi Mobil Tak Dikenal, Ini Kata Polisi soal Hasil Pengecekan CCTV

"Tadi di-scan dan rontgen, hasilnya hari Senin, cuma ada gambaran tulang iga sebelah kanan agak berbeda, bergeser, dan ada bagian dalam tubuh yang berbeda," imbuh ibunda korban tersebut.

Dia berharap, hasil visum itu bisa menguatkan laporannya ke polisi agar pelaku pengeroyokan anaknya itu menerima efek jera.

"Kita pihak keluarga ingin ada efek jera biar tidak ada korban lain, karena ini bukan sekali dua kali, terus tidak ada edukasi dari sekolah atau dari orangtuanya kepada anak-anak yang memukuli," ujar A.

A menambahkan, selain luka fisik, dia menduga anaknya juga mengalami gangguan psikologis akibat pengeroyokan tersebut.

Baca juga: Ratusan Anggota Perguruan Silat Geruduk Polsek Babat Lamongan Usai 1 Pesilat Dikeroyok 15 Orang

"Anak saya itu sampai tidak mau bertemu banyak orang, psikisnya mungkin (terluka) ya. Saat ada pihak polisi baru mau ngomong," tandas A.

Tanggapan polisi

Sementara itu, Kapolsek Jampang Tengah, AKP Usep Nurdin juga telah membenarkan mengenai adanya laporan dari pihak korban.

Dia pun menyampaikan, laporan serta visum yang dilakukan korban memang berdasarkan arahan pihak kepolisian.

"Malam tadi (A dan RZ) sudah datang ke Polsek, lalu kita arahkan untuk membuat visum dan diarahkan lagi untuk membuat laporan agar kita (polisi) lakukan penyelidikan," terangnya.

Kronologi pengeroyokan

Sebelumnya, RZ dikeroyok oleh empat orang temannya saat kegiatan belajar di sekolah tengah berlangsung.

Baca juga: Anak Saya Babak Belur Dikeroyok, Diikat lalu Dikeroyok Lagi, Kenapa Hanya Satu Tersangka?

"Kejadiannya Kamis jam 09.00 WIB saat jam sekolah. Berawal dari temannya yang pinjam penghapus ke anak saya. Sama anak saya tidak dikasih soalnya lagi dipakai," jelas A, kepada Tribunjabar.id, Sabtu (04/02/2023).

Tak lama berselang, keempat siswa itu berkumpul dan langsung memukuli RZ dengan berbagai benda.

"Bagian kepala dipukul pakai tangan, pakai buku paket sekolah, dijedotin ke tembok, hingga dipukul pakai gagang sapu. Anak saya sempat melawan juga cuma anak perempuan melawan anak cowok berempat kan tidak berpengaruh," ungkap A.

"Digebuki dari jam 08:30 WIB sampai mau istirahat jam 10.00 WIB, digebuki gantian, hingga nangis beberapa kali," sambungnya.

Sempat tak mau cerita

Saat pulang ke rumah, menurut A, anaknya itu dalam kondisi lemas, mual, dan pucat. Akan tetapi, RZ tak menceritakan kejadian yang menimpanya di sekolah.

Baca juga: Tak Bayar Usai Open BO, Pria di Kendari Dikeroyok Waria hingga Pingsan

"Saat itu saya belum tahu kalau dia digebuki temannya, dikira sakit biasa. Malamnya dia meriang, saya kasih obat terus muntah," paparnya.

Keesokan harinya, Jumat (3/2/2023), RZ tetap berangkat ke sekolah, namun sekitar pukul 09.00 WIB, A mendapat kabar bahwa anaknya itu pingsan di sekolah.

"Dia belum pernah pingsan sebelumnya, baik-baik saja. Setelah itu baru temannya memberitahu kejadian kemarin dipukuli sama empat anak," ujarnya.

"Kemarin tangannya sampai bengkak berdarah, dilihat sudah agak lumayan sembuh cuma kalau dipegang masih sakit karena ada memar," lanjutnya.

A menyatakan bahwa dia kecewa atas kejadian yang menimpa anaknya itu, apalagi pihak sekolah tak tahu perihal peristiwa tersebut.

"Wali kelasnya tidak tahu kalau anak saya dipukuli. Sampai sekarang tidak ada iktikad baik dari orangtua pelaku atau pun dari pihak sekolah," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id, dengan judul "Kasus Anak SD Dikeroyok sampai Pingsan Karena Tak Meminjami Penghapus, Keluarga Sudah Lapor Polisi"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau