Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Daftar Makanan Khas Sukabumi, Salah Satunya Mochi

Kompas.com, 7 Februari 2023, 21:05 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Jika Anda sedang berada di Sukabumi, jangan lewatkan untuk mencicipi makanan khas Sukabumi, Jawa Barat.

Ada sejumlah makanan khas Sukabumi yang dapat dinikmati mulai hidangan sarapan hingga makanan yang resepnya diperoleh dari seorang berkebangsaan Belanda.

Makanan khas tersebut menjadi legendaris di Sukabumi.

Berikut ini adalah sejumlah makanan khas Sukabumi.

Makanan Khas Sukabumi

1. Bubur Ayam Bunut

Bubur ayam bunut adalah menu sarapan di Sukabumi, yang biasa dijual keliling.

Bubur ayam bunut sepertihalnya bubur ayam umumnya, yaitu  berisikan bubur, cakwe, seledri iris, kedelai goreng, ayam suwir, yang dilengkapi kerupuk atau emping.

Baca juga: Resep Bubur Ayam Sukabumi, Bikin buat Sarapan Besok

Bubur ayam bunut juga banyak ditemukan di Jalan Siliwangi. Bubur ayam bunut sangat mudah ditemukan pada pagi hari.

2. Sekoteng Singapore

Sekoteng Singapore merupakan  air jahe yang dengan isian berupa kacang hijau, pacar cina, kacang tanah, maupun potongan roti.

Untuk Sekoteng Singapore ada tambahan kue jahe coklat sehingga menambah cita rasanya menjadi lebih nikmati.

Lokasi Sekoteng Singapore dapat ditemukan di sekitar Jalan Ahmad Yani.

3. Bandros Atta

Ilustrasi kue bandrosShutterstock/Endah Kurnia Wirawati Ilustrasi kue bandros

Bandros merupakan kue yang terkenal di Sukabumi. Kue tersebut terbuat dari tepung beras asli, kelapa parut, dan santan.

Bandros Mang Atta atau sering disebut Bandros Atta, nama Atta yang melekat pada nama kue bandros ini diambil dari nama penjualnya pada masa itu.

Baca juga: Resep Kue Bandros Keju untuk Ide Jualan Jajan Pasar

Bandros Atta menjadi kuliner di malam hari.

Bandros Atta dapat ditemukan di Jalan Gudang No 4, Sukabumi.

4. Nasi Uduk Ungu

Nasi uduk ungu adalah nasi uduk yang terbuat dari ubi ungu yang sudah dihaluskan.

Rasa nasi uduk ungu berupa manis yang berasal dari ubi ungu yang bercampur dengan rasa gurih.

Cara penyajian nasi uduk ungu sepertihalnya nasi uduk pada umumnya, yaitu nasi disajikan dengan tambahan lauk berupa ayam goreng, tahu, telur dadar, tempe, sambal, dan lalapan.

Nasi uduk ungu banyak dijumpai di sejumlah rumah makan di Sukabumi, yang menyajikan nasi uduk ungu dan nasi uduk hijau.

5. Nasi Uduk Hijau

Ilustrasi nasi uduk hijau. Dok. Sajian Sedap Ilustrasi nasi uduk hijau.

Warna hijau pada nasi uduk hijau dibuat dari campuran daun bayam dan sedikit cabai hijau. Sehingga, warnanya menjadi lebih pekat dan menarik.

Baca juga: Kenapa Mochi Bisa Jadi Oleh-oleh Khas Sukabumi?

Rasa nasi uduk hijau berupa gurih dan sedikit pedas.

Nasi uduk yang mampu menjadi daya tarik wisatawan ini disajikan seperthalnya nasi uduk pada umumnya, yaitu nasi uduk disajikan dengan ayam goreng, tahu, tempe, telur dadar, sambal, dan lalapan.

Nasi uduk hijau banyak ditemukan di rumah makan di Sukabumi, yang menyajikan nasi uduk ungu dan nasi uduk hijau.

6. Mochi

Mochi telah dikenal sebagai makanan khas Sukabumi. Kue ini sering dijadikan sebagai oleh-oleh.

Mochi adalah sejenis wagashi atau sejenis kue tradisonal Jepang.

Keberadaan mochi di Sukabumi terkait dengan keberadaan penjajah Jepang pada masa itu. Jepang meminta bantuan warga pribumi untuk membuat mochi pada saat acara.

Pada perkembangannya, beberapa pribumi kemudian membuat sendiri untuk kudapan. Lama kelamaan, mochi semakin dikenal dan berkembang di Sukabumi.

Saat ini, mochi dikenal sebagai oleh-oleh khas Sukabumi.

Baca juga: Resep Mochi Isi Kacang Tanah, Camilan Enak Tanpa Minyak Goreng

7. Roti Priangan

Roti Priangan memiliki tekstur lebih berserat dibandingkan roti pada umumnya. Resep roti diperoleh dari seorang berkebangsaan Belanda.

Dahulu, roti priangan memiliki merek dagang "Preanger".

Roti yang telah dibuat sejak 1943 masih dicari hingga saat ini. Roti Priangan dapat diperoleh di Jalan Prigi, Kelurahan Nyomblong, Kecamatan Warudoyong, Sukabumi.

(Editor: Lea Lyliana)

Sumber:

travel.tribunnews.com

budaya-indonesia.org

www.kompas.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau