Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Informasi Korban Gempa Turkiye dan Suriah Asal Jawa Barat, Pemprov Jabar Buka Hotline

Kompas.com, 8 Februari 2023, 14:10 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response (JQR) menyediakan saluran siaga atau hotline di nomor 08111357777 untuk masyarakat Jabar yang membutuhkan informasi keberadaan rekan atau keluarganya pascagempa di Turkiye dan Suriah.

Nomor hotline tersebut bisa diakses 24 jam oleh pengadu.

Manajer Media JQR Aditya Sanggaputra mengatakan, nomor hotline ini adalah bagian dari pelayanan perlindungan warga Jawa Barat di luar negeri. Selain itu, JQR juga tengah membuka komunikasi dengan pihak Kedubes RI di Ankara, Turkiye.

Baca juga: Keluarga Sebut Sugeng Dikorbankan dalam Kasus Tabrak Lari Selvi: Pak Jokowi, Tolong Keluarkan Adik Saya

"Sebagai bagian dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kami diperintahkan Gubernur Jabar Bapak Ridwan Kamil untuk pendataan korban terdampak gempa asal Jabar," kata Aditya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/2/3/2023).

Menurut Adit, berdasarkan informasi yang diterima dari KBRI Ankara ada ratusan WNI yang terdampak gempa. 10 di antaranya merupakan korban luka dan dibawa ke rumah sakit.

Sampai saat ini JQR terus memantau situasi di Turkiye dan Suriah untuk bersiaga menolong warga Jawa Barat yang mungkin dapat menjadi korban dalam peristiwa gempa tersebut.

Baca juga: Mantan Ketua DPRD Jabar dan Istrinya Divonis Bebas atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

"Kami berharap tentu tidak ada WNI yang menjadi korban dari gempa di Turkiye dan Suriah, kami juga mengucapkan turut berbela sungkawa untuk para korban," ungkapnya.

Diberitakan, Kementeriaan Luar Negeri (Kemlu) RI mengumumkan update terkini kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa di Turkiye, Senin (6/2/2023).  

Melalui jumpa pers virtual, Selasa (7/2/2023), Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah melaporkan, ada 10 WNI di Turkiye yang terluka akibat gempa bumi. 

Empat di antara WNI tersebut sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sementara enam lainnya bakal dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis di Ankara.

Menurut keterangan Duta Besar RI di Turkiye Lalu Muhammad Iqbal, 3 dari 10 WNI yang terluka mengalami patah tulang dan sudah diupayakan untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun, lantaran kondisi rumah sakit yang tidak memadai, pihak Kedubes RI memutuskan untuk mengevakuasinya ke Ankara.

Sementara itu, sebanyak 104 WNI dievakuasi ke Ibu Kota Turkiye, Ankara, akibat gempa bumi bermagnitudo 7,8 di Provinsi Kahramanmaras, Gaziantep, Osmaniye.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, 104 WNI itu dievakuasi dari 5 titik, yakni Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay, dan Diyarbakir.

"Karena memang di lokasi-lokasi tersebut mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal yang layak," kata Judha dalam konferensi pers virtual, Selasa (7/2/2023).

Judha juga melaporkan, hingga kini pihaknya masih kesulitan mengubungi dua pekerja asal Indonesia untuk memastikan kondisi mereka.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Pencarian Korban Longsor Arjasari Resmi Dihentikan, Dilanjutkan Relawan Tiga Hari
Bandung
Tanggul Hotel di Puncak Bogor Longsor, 3 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi
Tanggul Hotel di Puncak Bogor Longsor, 3 Rumah Rusak dan Warga Mengungsi
Bandung
Rumah Tersambar Petir di Cisomang, Bandung Barat, Penghuni Luka Tertimpa Plafon
Rumah Tersambar Petir di Cisomang, Bandung Barat, Penghuni Luka Tertimpa Plafon
Bandung
Kakorlantas Polri Pastikan Jalur Puncak Siap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru
Kakorlantas Polri Pastikan Jalur Puncak Siap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru
Bandung
Kakorlantas Prediksi 2,9 Juta Kendaraan Bakal Padati Jalan Tol Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Kakorlantas Prediksi 2,9 Juta Kendaraan Bakal Padati Jalan Tol Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Bandung
Wakil Wali Kota Bandung Tersangka, Wagub Jabar: Kami Serahkan pada Aparat Hukum
Wakil Wali Kota Bandung Tersangka, Wagub Jabar: Kami Serahkan pada Aparat Hukum
Bandung
Kasus Perusakan Kebun Teh Pangalengan, Polisi Dalami Dugaan Pencucian Uang
Kasus Perusakan Kebun Teh Pangalengan, Polisi Dalami Dugaan Pencucian Uang
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau