Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Pemilu 2024, Muhaimin Iskandar: PKB Siap Cetak Sejarah Baru

Kompas.com, 18 Maret 2023, 20:52 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengatakan, PKB Jawa Barat siap menghadapi Pemilu 2024, baik Pilpres maupun Pileg.

"Konsolidasi hari ini cukup membangggakan," ujar pria yang akrab disapa Gus Muhaimin di Bandung, Sabtu (18/3/2023).

Muhaimin optimistis, PKB Jabar bisa meraih raupan suara tertinggi di Pemilu 2024 dan tampil sebagai partai pemenang.

Baca juga: Prabowo-Muhaimin Bertemu di Sidoarjo, PKB Jatim Sebut Gus Ali Ingin Jodohkan Keduanya di Pilpres 2024

Kemenangan di Jabar ini akan menyumbang kemenangan PKB secara nasional.

"Saya yakin dan optimis PKB akan memenangkan Provinsi Jawa Barat sekaligus kemenangan dalam Pileg dan Pilpres secara nasional," papar dia.

Selain itu Gus Muhaimin juga menegaskan, dengan modal kekuatan kultural dan struktural yang dimiliki, PKB siap mencetak sejarah baru di Indonesia dalam Pemilu 2024.

"Kita siap mencetak sejarah baru bukan untuk kemenangan PKB saja tetapi untuk kemenangan rakyat Indonesia," tegas dia.

Baca juga: Ketum PBNU Bilang Tak Haram Warga NU Coblos PAN, Muhaimin: Dari Dulu Juga Begitu

Ketika ditanya soal Pilgub Jawa Barat yang juga akan dilasanakan dalam Pemilu serentak 2024, Gus Muhaimin mengatakan, PKB memiliki kader-kader terbaik.

Salah satunya Ketua DPW PKB Jawa Barat sekaligus Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, dan Ketua Fraksi PKB DPR RI H Cucun Ahmad Syamsurijal.

"Kader terbaik banyak, Ketua DPW PKB Jawa Barat bisa, Ketua Fraksi PKB DPR RI bisa, nanti kita lihat yang bisa diterima masyarakat," ungkap dia.

Potensi Kecurangan Pemilu 2024

Gus Muhaimin juga melihat adanya potensi kecurangan di pelaksanaan Pemilu 2024. Karena itu, ia mendorong dibentuknya lembaga Laskar Anti Kecurangan Pemilu yang melibatkan semua komponen masyarakat.

"Laskar Anti Kecurangan Pemilu akan melibatkan semua komponen bukan hanya PKB, kita berharap dari partai-partai dari ormas dari para pemuda dari semua organiasi mahasiswa, sehingga kita lebih objektif dalam mengawal Pemilu yang bebas dan rahasia," ujar dia.

Ia tidak menampik, bahwa dalam prosesnya setiap momentum Pemilu pasti ada potensi kecurangan, bukan hanya dalam Pemilu 2024 saja.

"Ya kita selalu melihat setiap Pemilu potensi kecurangannya tinggi, utamanya yang tidak diawasi atau daerah-daerah jauh, potensi itu ada di setiap Pemilu dan kita harus hilangkan," pungkas Gus Muhaimin.

Sebelumnya di Gor Saparua yang merupakan salah satu tempat bersejarah di Kota Bandung ini Gus Muhaimin menyampaikan orasi politik dihadapan ribuan kader yang hadir

Sementara itu, Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda mengutarakan alasan Gor Saparua dijadikan tempat Apel Akbar ini.

"Gor saparua gor heritage di Kota Bandung, didirikan tahun 1910 menjadi saksi kemerdekaan Indonesia. Musisi legendaris di Bandung dan Indonesia lahir dari Gor Saparua, Presiden Soekarno juga besar dan pernah berorasi di Saparua," kata dia.

Karena itu lewat Apel Akbar di Gor bersejarah ini, PKB akan mencetak sejarah baru PKB memenangkan Pemilu dan mengantarkan Gus Muhaimin menjadi Presiden 2024 mendatang.

"Menjadi saksi PKB memenangkan pertarungan Pemilu dan mengantarkan Gus Muhaimin Menjadi Presiden 2024 mendatang," ujar Huda.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau