Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Mobil Terjebak Macet di Kebun Singkong di Sukabumi, Kok Bisa?

Kompas.com, 14 April 2023, 11:19 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Puluhan mobil terjebak macet di perkebunan singkong di Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).

Video kemacetan tersebut juga beredar di media sosial.

Ternyata, puluhan kendaraan tersebut mengambil jalan pintas untuk menghindari kemacetan setelah tertutupnya arus lalu lintas akibat kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Cibadak, tepatnya di area Jembatan Cipamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Berdamai, Dokter Muda dan Wanita Pengunjung Rumah Sakit Berpelukan, Laporan Polisi Dicabut

Akibat kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut kecap dan pasir itu, arus lalu lintas sempat macet total selama enam jam.

Baca juga: Menelusuri Kota Baru Lampung yang Dikritik Tiktoker, Ada Proyek Mangkrak Rp 1,2 Triliun, Akses Jalan Hancur

Yuda Septian (28), seorang sopir mobil boks pengantar paket, mengatakan, dia terpaksa melalui jalur perkebunan singkong, karena mengejar waktu untuk mengantarkan barang menuju arah Kota Sukabumi.

Baca juga: Soal Kritik Tiktoker terhadap Pembangunan di Lampung, Harusnya Pemprov Lakukan Evaluasi

"Tadi saya ambil jalan pintas melewati Parungkuda hingga tembus di Desa Munjul, Kecamatan Ciambar untuk melanjutkan ke Nagrak," ujarnya.

Ternyata puluhan mobil lainnya juga memutuskan melewati kebun singkong.

Namun, banyak pengendara yang mengalami kesulitan lantaran jalan yang dilalui masih merupakan jalur tanah.

"Waktu lewat jalan Ciambar masuk kebun itu, banyak mobil yang selip karena licin dan jalannya masih tanah, bahkan ada yang sampai terjebak," ungkapnya.

Sebelumnya, Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda M Yanuar Fajar melaporkan bahwa terjadi kecelakaan di Cibadak, sekitar pukul 04.30 WIB, Kamis (13/4/2023).

Saat itu, truk tangki kecap melaju dari arah Bogor ke Sukabumi dan diduga hilang kendali saat melewati turunan di tikungan Jalan Pamuruyan.

"Truk tangki muatan kecap oleng ke sebelah kanan jalan.  Pada saat yang bersamaan dari arah berlawanan melaju truk muatan pasir. Karena jarak sudah dekat, kecelakaan lalu lintas tidak dapat terhindarkan lagi, truk bertabrakan," ujarnya.

Akibat peristiwa itu, kedua truk mengalami kerusakan parah di bagian depan dan arus lalu lintas Sukabumi-Bogor macet sekitar enam jam karena kedua truk yang terlibat kecelakaan menutupi jalan raya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Viral Puluhan Mobil Lewati Kebun Singkong di Sukabumi untuk Hindari Macet karena Ada Tabrakan Truk

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau