Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Adu Mulut Kades Indah Aprianti dan Warga Penolak Pembangunan Jalan

Kompas.com, 14 Juli 2023, 20:52 WIB
Farida Farhan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Indah Aprianti (28), Kepala Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengunggah video yang memperlihatkan seorang warga menolak pembangunan jalan di Desa Ciasem Baru.

Lewat akun Tiktoknya @nengkades, terdengar Indah adu mulut dengan seorang pria bertopi soal pembangunan jalan.

Baca juga: Viral, Video Honda Vario Dipakai Ngabers di California, AS

"Ini harusnya kemauan masyarakat, bukan kewenangan situ. Walaupun kamu punya hak, masyarakat juga punya hak. Kamu harusnya ngikutin masyarakatnya," kata seorang pria yang menolak.

Baca juga: Viral Unggahan Warganet Beli Cendera Mata 100 Triliun Dollar Zimbabwe, Ini Sejarah Terbentuknya

Indah kemudian bertanya warga mana yang menolak jalan di desa itu dibangun.

"Mana masyarakatnya, coba kumpulin. Sini datangin masyarakatnya. Masyarakatnya enggak ada yang ngomong ke saya masalahnya," jawab perempuan itu.

Pria itu tetap kekeh bahwa ada masyarakat menolak.

"Orang masyarakatnya masyarakat kamu!" ujar pria itu dengan nada tinggi.

Seorang wanita berkerudung hitam kemudian ikut dalam perdebatan tersebut.

@nengkades Kalian lebih suka jalanya dibangun atau di diamkan rusak dan becek aja? #jalanrusak #jalanrusaklampung #subangjawabarat #perbaikanjalan ? original sound - Neng Indah

Dia mengaku sebagai warga Desa Ciasem Baru yang mendukung pembangunan jalan.

"Inyong masyarakat, masyarakat yang mana (menolak)? Masyarakatnya kamu doang (yang menolak)," ujar wanita paruh baya tersebut.

Anggota polisi di lokasi kemudian mencoba menenangkan pria bertopi yang sempat emosi.

Saat dikonfirmasi, Indah menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (10/7/2023).

Saat itu pekerja sudah memasang papan bekisting. Tiba-tiba ada warga yang datang dan menghentikan para pekerja.

"Alasanya warga tidak setuju jalan dibangun kalau lebarnya hanya 3 meter," ujar Indah saat dihubungi, Jumat (14/7/2023).

Padahal, perbaikan tersebut sudah melalui musyawarah desa (musdes). Pada musdes tersebut juga telah ditetapkan lebar jalan tiga meter.

Meski sempat mendapatkan penolakan dari warga, Pemerintah Desa Ciasem Baru tetap melanjutkan perbaikan.

"Ternyata warga juga setuju tetap dilaksanakan pembangunan dengan lebar 3 meter dan menandatangani berita acara," kata Indah.

"Namun, saya juga tidak mau gegabah dan tetap menghargai beliau sebagai warga saya. Setelah kejadian di video yang saya kirim barusan, saya mengumpulkan warga setempat untuk berembuk dan bermusyawarah baiknya seperti apa," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau