CIANJUR, KOMPAS.com - Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membuat warga semakin kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Warga mengaku, hampir dua bulan ketersediaan air di sumur maupun sumber air lain terus berkurang bahkan beberapa di antaranya sudah kering.
Akibatnya, warga terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan harian seperti mencuci pakaian, peralatan rumah tangga, bahkan mandi dan kakus.
"Sudah dua bulan ini bolak balik ke sungai karena air sumur di rumah sudah gak ada airnya,” kata Aan (57) saat ditemui Kompas.com di bantaran sungai Cikondang, Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: Kekeringan, Warga di Ngawi Terpaksa Gunakan Air Bengawan Solo yang Kadang Berwarna Hitam
Aan tidak sendiri, ada puluhan warga yang setiap pagi dan petang hari melaksanakan kegiatan MCK di bawah jembatan Cibolang tersebut.
“Airnya agak keruh, ya. Jadinya gak berani kalau buat mandi mah. Paling cuci pakaian saja, itu pun harus dibilas lagi di rumah,” sahut Ajeng (25), warga lain.
Ate (45), tokoh pemuda setempat menambahkan, sungai Cikondang kini dimanfaatkan warga untuk kegiatan MCK.
Hal ini akibat sumber air di rumah-rumah warga menyusut dampak kemarau panjang yang tengah terjadi saat ini.
"Kalau sebulan lagi begini (kekeringan), bisa makin parah ini, warga akan semakin kesusahan untuk dapat air,” ujar Ate.
Baca juga: Debit Air Irigasi Leuwikuya Turun, Ribuan Sawah di Kabupaten Bandung Terancam Kekeringan
Senada, Winata (50) mengemukakan, warga terancam krisis air bersih jika kemarau terus berlangsung hingga sebulan ke depan.
"Irigasi-irigasi juga mulai mengering karena debit sungai Cikondang nya kan surut,” kata warga DesaCisalak, CIbeber ini kepada Kompas.com, Minggu.
Sepengetahuannya, ada sembilan desa di wilayah Kecamatan Cibeber yang mengalami kekeringan, di antaranya Desa Cikondang, Cisalak, dan Cimanggu, Mayak.
Selain berdampak terhadap ketersediaan air bagi warga, surutnya debit sungai Cikondang juga berimbas pada lahan pertanian.
“Soalnya masih ada beberapa pesawahan yang belum panen yang tentunya butuh pasokan air yang cukup," ujar Winata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.