BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan, wilayah Kecamatan Margahayu menjadi salah satu lokasi yang kualitas udaranya tergolong buruk.
Selain karena dekat dengan wilayah industri, wilayah tersebut termasuk kategori padat penduduk.
"Karena itu, lalu lintasnya padat. Saya pernah tanya ke Camat Margahayu, di sana lahannya cuma 1.000 hektar, karena di sana 50 persen wilayah Landasan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara, dan kepadatan di sana tahun 2008 itu sudah mencapai 105.000, bayangkan berapa persen pelepasan gas emisinya," kata Asep ditemui di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: Jaga Kualitas Udara, Pemkot Surabaya Wajibkan Warga Tanam Pohon Setiap Ada Bayi Lahir
Tidak hanya itu, wilayah Soreang, Margaasih, Dayeuhkolot, yang mendekati wilayah Kota Bandung mengalami hal serupa.
"Kalau di wilayah itu, saya pernah hitung dari Tol Kopo sampai Jembatan Katapang Citarum lebih dari 29 pintu keluar masuk perumahan dan sekolah. Jadi memang emisi gas buang dari kendaraan sangat tinggi juga," ujarnya.
Sejauh ini, untuk mengukur tingkat pencemaran udara tidak menggunakan tolok ukur Desa atau Kecamatan, tapi menggunakan sistem zona.
"Jadi kita belum sampai menjangkau uji kualitas sampai ke titik desa tapi zona yang mewakili. Seperti wilayah utara selatan, zona industri kita ambil Majalaya, terus zona tranportasi dan terus zona perkantoran, kita ambil wilayah mana, karena memang Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (LH) seperti itu," katanya.
Asep mengeklaim, berdasarkan data indeks kualitas lingkungan hidup, wilayah Kabupaten Bandung tahun lalu berada di atas 78 poin.
Angka itu disebut masih dalam tingkatan baik.
Baca juga: 5 Hari Dilanda Asap Kebakaran TPA Sarimukti, Puluhan Warga Alami Ispa
Menurutnya, kualitas udara seperti buah simalakama. Pasalnya, saat ini Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) tengah membuka akses tol yang berdampak pada sektor ekonomi.
Namun, memiliki dampak lain seperti emisi gas buang kendaraan yang semakin meningkat.
Kemudian di zona Industri, meski berdampak pada terserapnya tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.