BANDUNG, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan dan Kerja Sama Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) sudah lama memperbolehkan mahasiswanya tak membuat skripsi.
Namun hal itu terbentur aturan. Hal ini membuat kampusnya mengakali bentuk kelulusannya, hingga diberlakukan penyusunan laporan akhir.
Baca juga: Skripsi Tak Lagi Wajib, Direktur PNL: Kami Sudah Mulai di Beberapa Jurusan
"Enggak harus semuanya skripsi kan. Karena gak semua orang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi kan," ujar Maclaurin di Bandung, belum lama ini.
Karena itu, saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tidak mewajibkan lagi membuat skripsi, ia menyambut baik kebijakan tersebut.
"Nah adanya peraturan yang baru yang terbit 16 Agustus yang lalu, kita sangat terima dengan senang hati," beber dia.
ITHB, kata dia, akan memanfaatkan aturan tersebut jadi sudah mulai diterapkan tahun ini. Dengan peraturan tersebut, mahasiswa tak perlu menyusun skripsi.
Baca juga: Skripsi Tak Lagi Wajib, Mahasiswa di Kampus Semarang Bersuara
"Nggak perlu lagi (skripsi). Apalagi kami kan kebanyakan teknologi ya jadi kami lebih banyak membuat prototype. Jadi, kami menyambut positif banget ya happy banget," ucap dia.
Persoalan lain yang terjadi di dunia pendidikan saat ini adalah link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja.
Untuk itu, pihaknya fokus berinovasi untuk menciptakan lulusan dengan bekal keterampilan teknologi yang sangat dicari industri.
Tahun ini, pihaknya meluluskan 291 wisudawan sarjana. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65,6 persen wisudawan berhasil memperoleh pekerjaan sebelum diwisuda.
"Ini adalah bukti nyata bahwa ITHB telah membekali mahasiswanya dengan keterampilan teknologi yang sangat dicari oleh industri," ungkap dia.
Selain itu, pihaknya meluluskan mahasiswa Magister Manajemen (MM). Program MM yang baru pertama kali dibuka tahun lalu, telah mengalami pertumbuhan paling pesat sejak berdirinya.
Hal ini disebabkan program yang dirancang sesuai kebutuhan, dengan durasi hanya 1 tahun, dapat diikuti secara online, dan jadwal yang fleksibel sesuai jam kerja.
Pengajar di program ini juga memiliki kualifikasi global dan memberikan pengalaman belajar yang berkualitas tinggi kepada mahasiswa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.