Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Tak Wajib Buat Skripsi, ITHB: Kami "Happy" Banget

Kompas.com - 19/09/2023, 14:59 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan dan Kerja Sama Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) sudah lama memperbolehkan mahasiswanya tak membuat skripsi.

Namun hal itu terbentur aturan. Hal ini membuat kampusnya mengakali bentuk kelulusannya, hingga diberlakukan penyusunan laporan akhir.

Baca juga: Skripsi Tak Lagi Wajib, Direktur PNL: Kami Sudah Mulai di Beberapa Jurusan

"Enggak harus semuanya skripsi kan. Karena gak semua orang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi kan," ujar Maclaurin di Bandung, belum lama ini.

Karena itu, saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tidak mewajibkan lagi membuat skripsi, ia menyambut baik kebijakan tersebut.

"Nah adanya peraturan yang baru yang terbit 16 Agustus yang lalu, kita sangat terima dengan senang hati," beber dia.

ITHB, kata dia, akan memanfaatkan aturan tersebut jadi sudah mulai diterapkan tahun ini. Dengan peraturan tersebut, mahasiswa tak perlu menyusun skripsi.

Baca juga: Skripsi Tak Lagi Wajib, Mahasiswa di Kampus Semarang Bersuara

"Nggak perlu lagi (skripsi). Apalagi kami kan kebanyakan teknologi ya jadi kami lebih banyak membuat prototype. Jadi, kami menyambut positif banget ya happy banget," ucap dia.

SDM Bidang Teknologi

Persoalan lain yang terjadi di dunia pendidikan saat ini adalah link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja.

Untuk itu, pihaknya fokus berinovasi untuk menciptakan lulusan dengan bekal keterampilan teknologi yang sangat dicari industri.

Tahun ini, pihaknya meluluskan 291 wisudawan sarjana. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65,6 persen wisudawan berhasil memperoleh pekerjaan sebelum diwisuda.

"Ini adalah bukti nyata bahwa ITHB telah membekali mahasiswanya dengan keterampilan teknologi yang sangat dicari oleh industri," ungkap dia.

Selain itu, pihaknya meluluskan mahasiswa Magister Manajemen (MM). Program MM yang baru pertama kali dibuka tahun lalu, telah mengalami pertumbuhan paling pesat sejak berdirinya.

Hal ini disebabkan program yang dirancang sesuai kebutuhan, dengan durasi hanya 1 tahun, dapat diikuti secara online, dan jadwal yang fleksibel sesuai jam kerja.

Pengajar di program ini juga memiliki kualifikasi global dan memberikan pengalaman belajar yang berkualitas tinggi kepada mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

Bandung
Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Kecelakaan di Subang, Kru Sempat Perbaiki Bus Beberapa Saat Sebelum Insiden Maut

Bandung
Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Sebut Tidak Ada Jejak Rem dalam Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak 'Allahu Akbar'

Detik-detik Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Penumpang Teriak "Allahu Akbar"

Bandung
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Muslim: Saya Tanya Tiga Kali, Aman atau Tidak?

Bandung
Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Diduga Mabuk, Pria Asal Cileunyi Tewas Tenggelam di Sumur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater, Subang

Bandung
Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Pemkab Subang Siapkan 30 Ambulans untuk Antar-Jemput Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Bandung
Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang Kecelakaan di Subang Masih Dirawat

Bandung
Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Kesaksian Sopir Bus Maut di Subang, Hilang Kendali Saat Rem Tak Berfungsi

Bandung
Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Biaya Pengobatan Korban Kecelakaan Bus di Subang Ditanggung Pemerintah

Bandung
Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang

Bandung
Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Kecelakaan Bus di Subang, 1 dari 11 Korban Tewas Diserahkan ke Keluarga

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com