Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Bandung Tampik "Stunting" di Wilayahnya 25 Persen, tapi 9 Persen

Kompas.com - 27/10/2023, 15:55 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Cakra Amiyana menampik data yang menyebutkan bahwa angka persentase stunting di Kabupaten Bandung menginjak 25 persen.

Angka tersebut hanya terpaut 2 persen dari Sumedang yang mencapai 27 persen.

Diketahui angka persentase stunting di nasional sebesar 21,6 persen. Namun dua wilayah di Jawa Barat memiliki angka yang melampaui nasional dan kini menjadi sorotan. 

Baca juga: Eri Cahyadi Cari Jalan Keluar Atasi Balita Stunting dari Luar Surabaya

Cakra mengatakan, saat ini persentase stunting di Kabupaten Bandung hanya sebesar 9 persen. 

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bandung (Pemkab) sudah meng-update data stunting dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sudah merilisnya.

"Kabupaten Bandung masih harus melakukan akselerasi. Masalah data ini masih debatable. Bukan saya membela kabupaten Bandung. Data itu ada yang dirilis nasional melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)," ujar dia ditemui di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Jumat (27/10/2023).

Baca juga: Capres-Cawapres yang ke Kabupaten Bandung Bakal Dikawal Sat Pam Obvit

Cakra menjelaskan, 9 persen angka stunting yang diklaimnya merupakan data yang diukur di Posyandu. Data itu dihimpun untuk kemudian di-update di Riskesdas.

"Sebetulnya data dari kita itu ada sekitar 9 persen. Data yang langsung diukur di Posyandu, kemudian kita himpun datanya. Riskesdas sudah update data stunting kita yang menjadi sorotan di Jawa Barat," jelasnya.

Terlepas dari perdebatan soal data, kata Cakra, Pemkab akan terus mendata dan menganalisa isu stunting di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.

Apabila hasil pendataan dan analisa terbukti terdapat Kecamatan dengan stunting tertinggi, pihaknya akan mengintervensi secara spesifik maupun sensitif. 

"Mudah-mudahan di tahun 2023 akan menurun, 2024 akan lebih turun lagi," tuturnya. 

Sejauh ini, Pemkab telah mengupayakan beberapa langkah menekan angka stunting.

Peningkatan akurasi pengukuran bayi di Posyandu, telah menggunakan alat digital yang nantinya data kesehatan bayi di Kabupaten Bandung bisa terpantau real time.

"Kemudian pendidikannya kepada kader Posyandu di wilayah. Terus input data, ke depannya bisa real time. Langsung masuk ke aplikasi, sistem, langsung diinput. Jadi tidak hanya via ke siapa, siapa," kata Cakra.

Kemudian peningkatan kualitas gizi, baik kepada Ibu hamil, Ibu menyusui, dan balita pun tengah ditingkatkan.

Cakra menjelaskan, langkah Pemkab sangat sesuai dengan teori kesehatan.

"Sesuai dengan teori kesehatan, 1.000 pertama kali kehidupan. Dari masa janin, kemudian dua tahun adalah masa emas pembentukan otak. Di samping panjang stunting-nya," jelas dia.

Pihaknya mengimbau calon Ibu di wilayah Kabupaten Bandung agar memperhatikan asupan yang dikonsumsi.

"Yang penting juga saya mengimbau kepada gadis-gadis yang akan menjadi calon inang. Jangan hanya makan seblak, tanpa gizi, ini penting. Gerakan masyarakat sudah ada. Gadis-gadis yang akan dipersiapkan menjadi pengantin, harus dikawal konsumsi makannya. Jangan hanya seblak lagi, seblak lagi, tapi konsumsi buah-buahan dan sayuran," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Bandung
Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Bandung
Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Bandung
Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum  Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Bandung
Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Momen Warga Gelar Doa Bersama di TKP Kecelakaan Bus Subang

Bandung
Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan 'Study Tour'

Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan "Study Tour"

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com