PANGANDARAN, KOMPAS.com- Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sudah mendistribusikan hampir 1,2 juta liter air bersih kepada warga di 9 kecamatan.
Anggota Tagana bahu membahu menyalurkan air bersih mulai Juli 2023.
Sebanyak 1,2 juta liter air bersih itu diangkut oleh satu unit truk tangki yang dipinjam pakai Tagana dari Kementerian Sosial.
Truk tangki ini beroperasi mulai pagi hingga pagi lagi.
"Hampir 24 jam," kata Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Tekan Dampak Kekeringan, Pemkab Bogor Asuransikan 25.000 Ha Sawah
Truk tangki ini, lanjut Nana, merupakan mobil tua. Bahkan pada bodi truk masih tercantum Departemen Sosial, bukan Kementerian Sosial.
"Truk tangki pengadaan lama. Kami pinjam pakai. Kapasitasnya 4 ribu liter," jelas Nana.
Selama mendistribusikan air, berbagai insiden dialami truk tangki. Menurut Nana, tangki tersebut pernah patah per, bahkan knalpotnya copot.
Namun hal itu bukan halangan bagi anggota Tagana. Para relawan Tagana patungan untuk memperbaiki truk tangki supaya bisa dipakai melayani warga yang butuh air bersih.
"Karena permintaan air sangat banyak, kita patungan dari relawan, dan dari kas Tagana untuk memperbaiki truk tangki," ucap Nana.
Diakuinya, dari APBD belum mendukung untuk operasional truk tangki. Oleh karenanya, perawatan kendaraan itu masih minim.
Baca juga: Terdampak Kekeringan, 5 Dusun di Jombang Alami Krisis Air Bersih
Perjuangan anggota Tagana dalam mendistribusikan air bersih tidak mudah. Sebelum mendistribusikan air ke salah satu daerah, biasanya anggota Tagana survei atau mencari sumber air bersih terlebih dulu.
"Pas berangkat kami bawa air dari PDAM. Cuma kalau harus pulang pergi ke PDAM, cukup repot. Jaraknya jauh," kata Nana.
Oleh karenanya, anggota Tagana survei lebih dahulu sumber mata air yang bisa digunakan. Hal ini untuk menghemat biaya bahan bakar kendaraan.
"Untuk hemat solar, mencari sumber air terdekat," katanya.
Namun tidak mudah mengangkut air dari sumber mata air. Menurut Nana, ada beberapa sumber air yang lokasinya berada sekitar 100 meter di bawah permukaan jalan.
"Truk tangki harus turun. Misalnya saat sumber airnya dari sungai," kata Nana.
Saat menuruni jalan untuk menuju sungai, sopir truk tangki harus ekstra hati-hati. Salah sedikit, kendaraan bisa tergelincir masuk jurang.
"Saya pernah bawa tangki ke bibir sungai. Degdegan (khawatir)," kata Nana.
Baca juga: Dampak El Nino, Pj Gubernur Tetapkan 9 Daerah di Sultra Status Tanggap Darurat Kekeringan
Di Kecamatan Cigugur dan Cimerak, truk tangki beberapa kali turun ke sungai untuk menyedot air bersih.
"Sopirnya harus yang mahir. Kalau tak biasa (melewati medan terjal), repot," ujarnya.
Bahkan tak jarang, truk tangki mogok saat berada di tanjakan ekstrem. Ini dikarenakan, tangki BBM truk yang tak terisi penuh.
"Saat tanjakan curam, solar enggak naik karena tangki BBM miring. Namun semua itu bisa diatasi oleh anggota," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.