Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendak Mengungsi, Nenek dan Cucu Malah Tewas Tertimbun Longsor di Ciamis

Kompas.com, 1 Desember 2023, 13:02 WIB
Candra Nugraha,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

CIAMIS, KOMPAS.com - Seorang nenek dan cucunya tewas tertimbun tanah longsor di Dusun Cijulang Girang, Desa Sukamaju, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jumat (1/12/2023) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat kejadian, korban yang bernama Ai Sumiati (42) sedang menggendong cucunya, Dikry Fadlan (1 tahun 2 bulan).

Mereka hendak mengungsi ke tempat yang dirasa aman, karena khawatir ada longsor susulan, setelah tanah longsor terjadi di area rumah mereka.

"Tertimbun longsor saat jalan kaki. Hendak mengungsi," kata Kasi Pelayanan Kantor Desa Sukamaju, Ecep Risyadi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (1/12/2023).

Dia menjelaskan, longsor pertama terjadi di depan rumah korban. Saat itu air mengalir cukup deras.

Baca juga: Dua Orang Meninggal Dunia akibat Tanah Longsor di Bangli Bali

"Korban mungkin merasa panik melihat air cukup besar," kata Ecep.

Khawatir ada longsor yang lebih besar, korban memutuskan mengajak anak dan cucunya mengungsi.

Korban dengan menggendong cucunya yang masih balita pergi lebih dulu. Sedangkan anaknya yang bernama Delis, saat itu hendak menutup pintu rumah.

"Posisi anak (Dikry) sebelumnya di ibunya (Delis). Kemudian diambil sama korban (Ai). Dia berkata (kepada Delis), ayo kita lari (menyelamatkan diri). Jangan di sini," jelas Ecep.

Jalan gang menuju tempat mengungsi, kata dia, ada dua. Jalan lurus dan belok ke kiri dari rumah korban.

Saat itu, korban dan cucunya kebetulan memilih jalan lurus. Ketika sedang berlari, tiba-tiba longsoran kedua terjadi.

Baca juga: Tanah Longsor Hantam Rumah Warga di Puncak Bogor, 4 Orang Terluka

Korban dan cucunya tertimpa material longsor dari tembok penahan tanah di sampingnya. Tubuh kedua korban terseret material tanah dan masuk parit kecil.

"Material tanah longsor kemudian menimbun parit. Kurang lebih sedalam dua meter," kata Ecep.

Melihat ibu dan anaknya tertimbun longsor, lanjut dia, Delis berteriak meminta tolong.

Warga kemudian bahu membahu berusaha menyingkirkan material longsor yang menimbun tubuh korban.

"Posisinya kan di dalam, tidak bisa masuk kendaraan. Warga mengevakuasi secara manual," kata Ecep.

Baca juga: Longsor di Jalur Tarutung-Sipirok Sumut, Lalu Lintas Sempat Lumpuh 3,5 Jam

Setelah membersihkan material tanah, korban dan cucunya berhasil diangkat, namun dalam keadaan meninggal dunia.

Sebelum kejadian, menurut Ecep, wilayah Sukamaju diguyur hujan sejak magrib. Hujan sempat reda kemudian kembali turun sekitar pukul 22.00 WIB.

"Saat kejadian, hujan sedang turun," kata Ecep

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau