"Karena, saya kenalnya sewaktu PKL, lumayan dekat, seringkali banyak memberikan ilmu," kata Fikri.
Baca juga: Saat Tanda Asap Jadi Petunjuk Keberadaan Pesawat Pilatus Smart Air...
Fikri mengaku bahwa dirinya dan Deni dekat secara ikatan kerja, sebab pekerjaan Fikri kerap terbantu oleh jabatan yang diemban Deni.
"Saya kan bagian logistik, kalau dia engineer. Jadi, kalau butuh sparepart pasti ke saya," ujarnya.
Jenazah Deni Sobali tiba di rumah duka di Dusun Nusagede RT 5/14 Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, Senin (11/3/2024) sekitar pukul 13.32 WIB.
Jenazah Deni diberangkatkan dari Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Jakarta kemudian ke Bandara Nusawiru Cijulang.
Saat tiba di rumah duka, jenazah Deni disambut duka oleh keluarga korban dan ratusan warga setempat.
Saat jenazah Deni diturunkan dari mobil ambulans, tangis sedih menyelimuti keluarga dan kerabat terdekat korban. Bahkan, satu keluarga sempat jatuh pingsan dan harus digotong dibawa ke dalam rumah.
Baca juga: Kronologi Jatuhnya Pesawat Pilatus Smart Air di Kaltara hingga Ditemukan, Pilot Selamat
"Kami, merasa sangat kehilangan. Dia bekerja kurang lebih selama 3 sampai 4 tahun," ujar Pongky saat ditemui di halaman rumah duka di Cijulang Kabupaten Pangandaran, Senin (11/3/2024) siang.
Sementara itu terkait penyebab awal jatuhnya pesawat miliknya itu, Pongky mengaku tidak ingin mendahului tahapan penyelidikan.
"Tapi, pada saat pesawat itu diterbangkan, sudah dirilis oleh almarhum sendiri (Deni) dan sudah dinyatakan service sable," katanya
Baca juga: Teknisi Pesawat Pilatus Smart Air Meninggal, Jenazah Akan Dimakamkan di Pangandaran
Menurutnya pesawat yang jatuh umurnya belum sampai 2 tahun. Saat itu, kebetulan pesawat membawa 583 kilogram sembako untuk penduduk di daerah Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara.
Pada saat itu, cuaca dalam keadaan terpantau baik, tapi pesawat kemudian mendadak kehilangan kontak di ketinggian 9000 fit dengan kecepatan normal.
"Yang menjadi pertanyaan bagi kita, ada gangguan apa yang menyebabkan pilot mendadak hilang kontak di atas tengah hutan," ucap Pongky.
Pongky mengarakan pihkanya saat ini sedang mengupayakan asuransi jiwa untuk korban.
"Selain itu, ketenagakerjaan dan tentunya tunjangan - tunjangan," ujarnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor: Pythag Kurniati), Tribunpriangan.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.