Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Kompas.com, 24 April 2024, 20:56 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com – Sebuah rumah milik Didi Ciptadi, warga Desa Dukupuntang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terbakar habis pada Rabu (24/4/2024) petang.

Istri serta cucunya yang masih balita bahkan nyaris celaka, karena terjebak di tengah kebakaran.

Berdasarkan video warga yang diterima Kompas.com, kobaran api disertai kepulan asap hitam membumbung tinggi membakar rumah milik Didi.

Api yang mengamuk di permukiman padat penduduk itu kontan membuat panik. Warga pun berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.

Mulyati, tetangga yang rumahnya berada tepat di depan rumah Didi menyebut, kebakaran terjadi saat penghuni rumah sedang lelap tertidur.

Mulyati mengaku melihat api dan berlarian berteriak meminta tolong warga sekitar.

Di saat bersamaan, Didi dari rumah yang berada bersebelahan dari rumah yang terbakar, meminta warga untuk bersama-sama mendobrak pintu bagian depan.

Didi panik, karena mengetahui istrinya, Fatimah, dan cucunya Farel (3) berada di dalam bangunan yang terbakar. Istri dan cucunya bisa diselamatkan.

“Setelah pintu didobrak, asap keluar hitam sekali, terus terdengar ledakan, duar duar,” kata Mulyati saat ditanya Kompas.com di lokasi. 

Baca juga: Warga Minta Kabel Kusut di Jalan Syahdan Palmerah Ditertibkan: Takut Korslet

Mulyati juga sempat menolong Fatimah serta cucu Didi. Fatimah sangat syok melihat api menghabiskan rumah bagian tengah, hingga bagian belakangnya.

Segala perabot, televisi, kulkas, lemari, ludes dilalap si jago merah. Fatimah sempat pingsan dan terus menangis saat sudah siuman.

Petugas BPBD Kabupaten Cirebon menunjukan bagian ruang tamu rumah Didi warga desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, yang terbakar pada Rabu (24/4/2024) petang.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON/ Kompas.com Petugas BPBD Kabupaten Cirebon menunjukan bagian ruang tamu rumah Didi warga desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, yang terbakar pada Rabu (24/4/2024) petang.

“Dengkul saya sampai gemetar. Saya juga mengamankan istrinya, kan sempat pingsan."

"Dia terus menangis, saya jadi kasihan dan ga tega, jadi ikut menangis. Kasihan,” tambah Mulyati.

Eno Sujana, Kabid Kedaruratan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Cirebon, mengaku menerjunkan empat unit pemadam, setelah menerima laporan pada sekitar pukul 15.00 WIB.

Setelah satu jam proses pemadaman, api berhasil dijinakkan tanpa merambat ke bagian depan rumah warga yang padat penduduk.

“Api membakar kabel di rumah yang lama, kabelnya pun tampak sudah agak lama. Di saat bersamaan, informasinya, korban menambah daya di rumah yang baru dibangun."

"Diduga, kabel tersebut korslet hingga mengenai atap yang terbuat dari geribik atau anyaman bambu yang mudah terbakar,” kata Eno.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau