BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta pemerintah daerah baik kota maupun kabupaten untuk tidak asal mengeluarkan izin bangunan mengingat potensi bencana yang ada di Jabar.
Menurut Bey, bijak dalam memberikan izin terutama di daerah rawan bencana dapat menjadi upaya dalam meminimalkan timbulnya kerusakan, bahkan korban jiwa.
"Kami sebagai pemprov meminta pemkab pemkot untuk berhati hati memberikan izin, terutama di tempat yang merupakan zona merah."
Demikian kata Bey usai meninjau wilayah terdampak gempa 6,2 M di Kecamatan Cilawu, Garut, Minggu (28/4/2024).
Baca juga: BPBD Jabar Sebut Korban Luka-luka akibat Gempa Garut Bertambah
Bey menunjuk contoh di Cianjur dan Purwakarta yang memiliki potensi bencana tanah bergerak yang tinggi, mau tidak mau harus dilakukan peninjauan izin yang serius sebagai antisipasi bencana.
"Intinya keselamatan masyarakat adalah yang utama," ucap dia.
Dikatakan Bey, hal itu merupakan bagian dari kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana yang mungkin terjadi, terlebih Indonesia, termasuk Jawa Barat, berada pada jalur rangkaian gunung api atau cincin api (ring of fire).
"Jabar dalam rakornas BNPB kemarin memang dalam 2023 paling banyak bencana, 750 bencana campuran, ada banjir dan sebagainya. Kita harus lebih waspada, apalagi tanah bergerak Jabar ini banyak sekali," ucap dia.
Sebagai salah satu upaya kesiapsiagaan bencana, Bey mengatakan, materi kebencanaan juga sudah masuk kurikulum SD, demi meningkatkan budaya mitigasi kebencanaan.
"Dengan demikian tidak takut berlebihan, tapi harus waspada," tutur dia.
Baca juga: Data Kerusakan Bangunan di Jabar akibat Gempa di Garut
Saat ini, kata Bey, masyarakat telah lebih tanggap, seperti dalam gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (27/4/2024) yang mengguncang sekitar Garut.
"Alhamdulillah sekarang masyarakat tanggap. Tadi ibu-ibu bilang bahwa saat ada gempa langsung keluar rumah, nunggu sampai aman, sebelum kembali ke rumah."
"Kemudian juga ada grup untuk melaporkan, alhamdulillah kemarin semuanya terkendali," kata Bey menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.