Editor
BANDUNG, KOMPAS.com - Jalan Braga tak pernah ada matinya. Panjangnya yang hanya 850 meter ini selalu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara sejak dulu.
Pada zaman Belanda, Braga menjadi tempat para orang Belanda berkumpul, berbelanja, menghabiskan masa libur dan uangnya.
Wajar saja, sejak Braga tak akan bisa dilepaskan dari sejarah panjang pendudukan Belanda. Di sinilah Bung Karno biasanya menjahit pakaian atau sekadar bercengkrama.
Baca juga: Menikmati Jalan Braga Bandung yang Tak Lagi Macet pada Akhir Pekan
Saat ini Braga tetap ramai dan menawarkan keindahan kota tuanya dibalut berbagai suguhan. Mulai dari makanan, minuman, aksesoris, parfum, hiburan malam, musik, seni, dan lainnya.
Salah satu tempat seni yang bisa dikunjungi adalah Grey Art Gallery. Galeri ini memajang karya seni dari manapun. Sebab mereka memiliki beberapa metode untuk memamerkan karya seni senimannya.
Bisa melalui open call dari pihak galeri. Ada pula yang submit untuk dikurasi. Jika lolos akan terjalin kerja sama.
Baca juga: Wisatawan Minta Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan Diperpanjang
Saat ini, galeri ini sedang menggelar pameran bertajuk The Great Ocean Stories karya Peter Rhian Gunawan.
Pameran ini juga menghadirkan sejumlah kolaborator seperti penulis Sundea Salamatahari, seniman Erwin Windu Pranata, Gummy Art Studio, Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (Itenas), dan BillMohdor studio.
Peter menyebut, The Great Ocean Stories menampilkan tema laut, yang diyakininya sebagai refleksi kehidupan manusia.
"Kisah-kisah ini aku yakini sangat related dengan kehidupan audiens yang datang ke sini. Aku berharap, audiens juga bisa merefleksikan diri akan apa yang penting," ujar Peter.
Ada 15 karya yang dipamerkan. Selain itu, beberapa art toys, hingga instalasi seni berukuran raksasa. Pengunjung juga bisa melihat laut dalam gedung.
Galeri ini terbuka untuk umum setiap hari. Tiket masuknya Rp 15.000 untuk weekdays dan Rp 25.000 weekends. Galeri ini memiliki daya tarik tersendiri di tengah meriahnya Braga.
Begitu masuk ke dalam galeri, pengunjung akan merasakan senyapnya galeri sehingga hanya ada diri dan karya seni yang dipajang. Sehingga pengunjung bisa menyelami apa yang ingin diutarakan si pemilik karya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang