Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Pembegal Warga Bandung di Garut Ditangkap, Pelaku dan Korban Saling Kenal

Kompas.com, 16 Agustus 2024, 10:24 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com–Polisi menangkap orang yang diduga membegal Feni Saptiani (26), warga Kopo, Bandung, Jawa Barat, yang ditemukan terluka parah di Garut.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan, pelaku ditangkap di Cimaung, Bandung, Kamis (15/8/2024) sore.

“Pelaku sudah kami amankan dan kini diperiksa di Mapolres Garut,” kata Ari, Jumat (16/8/2024).

Terduga pelaku berinisial L diduga merampas harta korban, termasuk sepeda motor yang kini menjadi barang bukti.

Baca juga: Warga Bandung Jadi Korban Begal di Garut, Keluarga Tahu Setelah Videonya Viral

Polisi juga menyita pisau yang digunakan untuk melukai korban. 

Polisi masih menyelidiki motif pembegalan. Namun, Ari memastikan pelaku dan korban saling mengenal.

"Ada hubungan khusus antara pelaku dan korban, tapi motifnya masih kami dalami," jelasnya.

Kronologi pembegalan

Feni ditemukan warga dalam kondisi penuh luka di Kampung Gandasoli, Desa Cijayana, Kecamatan Mekarmukti, Garut, Rabu (14/8/2024) pukul 06.10 WIB.

Video korban yang tergeletak dengan jaket hoodie pink bercampur darah sempat viral di media sosial.

Saat ditemukan, Feni masih sadar dan menyebut identitasnya kepada warga.

Ia mengaku berasal dari Kopo, Kabupaten Bandung, dan menyebut nama orang tua dan kakaknya, Den Rahmat dan Dudi Guntara, yang tinggal di dekat Toko Buku Merauke, Kopo.

Camat Mekarmukti Indra Gahara mengatakan, korban sedang dalam perjalanan ke pantai selatan Garut bersama teman-temannya saat kejadian terjadi. Namun, ia tidak ingat detail kejadian hingga ditemukan terluka parah.

Baca juga: Wanita Asal Bandung Ditemukan Penuh Luka di Semak-semak Garut

Keluarga tidak tahu Feni ke Garut

Gugi Guntara (32), kakak Feni, mengaku tidak tahu adiknya berada di Garut.

“Dia berangkat sore waktu magrib, tapi tidak pulang. Pagi tadi saya diberi tahu soal video yang viral,” katanya.

Biasanya, Feni hanya pergi ke rumah teman-temannya di Sadang, dan Gugi tidak tahu dengan siapa adiknya pergi hingga ke Garut.

Polisi terus menyelidiki kasus ini, termasuk hubungan dan motif di balik pembegalan yang nyaris merenggut nyawa Feni Saptiani.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS Pembegal Warga Kopo Bandung di Mekarmukti Garut Sudah Ditangkap Polisi, Ternyata Teman, https://jabar.tribunnews.com/2024/08/16/breaking-news-pembegal-warga-kopo-bandung-di-mekarmukti-garut-sudah-ditangkap-polisi-ternyata-teman?page=all.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau